Ayah Gayatri: Tidak Ada Otopsi atau Visum

Pihak keluarga sempat menanyakan kepada dokter, penyebab pendarahan di bagian otak anaknya itu. Namun dokter tak memberi jawaban pasti.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 24 Okt 2014, 18:55 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2014, 18:55 WIB
Perjalanan Gayatri Hingga Akhir Hayat
Selain menguasai banyak bahasa, Gayatri juga piawai memainkan biola. Ia kerap bermain biola saat waktu senggang.

Liputan6.com, Jakarta - Hingga kini belum diketahui pasti penyebab kematian Gayatri Wailissa, gadis ajaib yang fasih 14 bahasa asing. Namun pihak keluarga telah mengikhlaskan kepergian gadis berumur 19 asal Ambon, Maluku itu.

Ayahanda almarhum Gayatri, Deddy Darwis Wailissa mengatakan, pihak keluarga telah mengikhlaskan kepergian putrinya, meski diketahui sempat ada pendarahan di bagian otak sebelum wafat. Keluarga juga menolak otopsi terhadap jenazah Gayatri.

"Saya tak lagi ambil pusing akan hal itu. Tidak ada otopsi atau visum," kata Deddy di Rumah Duka Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2014) malam.

Padahal, kata Deddy, pihak keluarga sempat menanyakan kepada dokter penyebab pendarahan di bagian otak anaknya itu. Namun dokter tak memberikan jawaban pasti. Dirinya tak ingin menyengsarakan anaknya jika harus diotopsi.

"Biar saja dia meninggal dalam damai," doa Deddy.

Jenazah Gayatri rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kota Ambon, Maluku pada Sabtu 25 Oktober besok. Dari RSPAD pada Kamis malam sekitar pukul 19.00 WIB jenazah Gayatri rencananya langsung diterbangkan ke Ambon.

Tiba di Ambon, jenazah Gayatri akan disemayamkan lebih dulu di Kodam XVI Pattimura, lalu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Tentara Sekutu di Tantui Kapaha, Ambon.

Sampai saat ini, belum diketahui penyebab pasti meninggalnya Gayatri. Pihak Rumah Sakit Abdi Waluyo belum memberikan keterangan apapun terkait kondisi Gayatri yang sebenarnya.

Semasa hidupnya, Gayatri dikenal sebagai bocah poliglot atau mahir berbagai bahasa. Tak kurang ada 14 bahasa yang dikuasai putri pasangan Deddy Darwis Wailissa, seorang perajin kaligrafi dan Nurul Idawati.

Ketertarikan Gayatri pada bahasa dimulai sejak usia 7 tahun. Saat SD, 6 bahasa sudah ia dikuasai secara otodidak. Di antara bahasa-bahasa yang bisa dikuasai gadis ajaib itu, selain bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, dan Jerman.

Gayatri juga mahir berbahasa asing lainnya, seperti Prancis, Korea, Jepang, India, Rusia, dan Bahasa Tagalog Filipina. (Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya