Liputan6.com, Denpasar - Seorang pasien yang sempat mendapatkan perawatan intensif di ruang isolasi RSUP Sanglah, Denpasar, Bali akibat diduga terkena virus MERS-CoV akhirnya mendapatkan titik terang. Pasien yang baru pulang dari ibadah haji itu dinyatakan negatif MERS setelah hasil pemeriksaan dikeluarkan oleh laboratorium Litbangkes di Jakarta.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (29/10/2014), pasien yang tinggal di Jalan Gunung Salak, Denpasar tersebut ternyata hanya menderita batuk keras biasa disertai pneumonia.
Dirawatnya pasien di ruang isolasi RSUP Sanglah selama 4 hari merupakan bentuk standar pelayanan yang harus dilakukan bagi orang yang memiliki riwayat pernah berkunjung di suatu negara endemis. Kini pasien tersebut sudah dipindahkan ke ruangan lain hingga benar-benar pulih.
Sementara di tempat lain, seorang warga Bantul yang diduga terkena virus MERS dirawat secara intensif di RSUP Dokter Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta. Selama dalam perawatan, tak seorang pun diijinkan mendekati pasien tersebut tanpa pengamanan khusus karena dikhawatirkan akan tertular penyakit berbahaya itu.
Menurut Kepala Humas RSUP Dokter Sardjito, Senin 27 Oktober malam lalu seorang warga Bantul dibawa keluarganya ke rumah sakit lantaran diduga terkena virus berbahaya. Gejala terserang virus MERS itu sebenarnya sudah dirasakan sejak sepulang dari menjalankan ibadah haji di Tanah Suci, sekitar sepekan lalu.
Hingga saat ini kondisi pasien perempuan berinisial K tersebut dikabarkan terus menurun terutama pada fungsi paru-paru. (Riz)
Baca juga:
Pasien Suspect MERS Dirawat di Denpasar Setelah Pulang Haji
Baca Juga
Jamaah Haji RI Tahun Ini Bebas Virus Ebola
Advertisement