Liputan6.com, Jakarta Masjid Kampung Bugis, resmi dikenal sebagai Masjid Assyuhada, adalah salah satu masjid yang memiliki sejarah panjang di Bali. Terletak di Pulau Serangan, Denpasar masjid ini didirikan pada abad ke-17.
Bangunan ini menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Islam di pulau ini. Masjid tersebut bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol toleransi antarumat beragama dan warisan budaya yang berharga.
Baca Juga
Masih banyak hal mengenai Masjid Kampung Bugis selain lokasi maupun kapan didirikannya. Berikut enam fakta menarik Masjid Assyuhada yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.
Advertisement
1. Sejarah Pendirian Masjid yang Unik
Mengutip laman Dunia Masjid, Senin, 24 Maret 2025, terkait sejarah pendirian Masjid Assyuhada terbilang menarik. Masjid ini dibangun oleh para perantau Bugis yang datang ke Bali akibat penjajahan Belanda.
Mereka diterima dengan baik oleh Kerajaan Badung dan diberikan tempat tinggal di Pulau Serangan. Kerja sama antara suku Bugis dan kerajaan setempat dalam berbagai bidang, termasuk militer, memungkinkan pembangunan masjid ini dengan dukungan penuh dari kerajaan.
2. Sejarah dan Nama Masjid
Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Assyuhada, tetapi lebih akrab di telinga masyarakat sebagai Masjid Kampung Bugis. Diperkirakan, masjid ini adalah masjid tertua kedua di Bali setelah Masjid Nurul Huda di Klungkung. Sejak 2014, masjid ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya, menandakan pentingnya perannya dalam sejarah Bali.
3. Arsitektur dan Peninggalan Bersejarah
Arsitektur Masjid Assyuhada masih mempertahankan keasliannya. Beberapa elemen penting dari masjid ini meliputi, empat pilar penopang atap dari kayu jati.
Mimbar kayu jati dari Kalimantan, di mana tempat mimbar terbuat dari kayu yang berukir, ukurannya tidak terlalu besar, namun rasanya tidak akan sanggup diangkat oleh 10 orang laki-laki dewasa. Pagar besinya pun masih asli yang dulu, dan sekarang mulai tampak keropos dimakan zaman.
Ada pula bedug dan sumur tua dan Al-Qur'an berusia sekitar 200 tahun, yang merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang sangat penting. Disebutkan juga sumber yang menyebutkan adanya Al-Qur'an lain yang lebih tua, berusia sekitar 300 tahun. Al-Quran tersebut bahkan ditulis tangan di atas daun pisang dan dilapisi kulit sapi.
4. Luas dan Daya Tampung
Diperkirakan masjid ini masjid tertua kedua setelah masjid tertua pertama yang berada di daerah Gelgel, Gianyar. Menurut sejarah, masjid yang tertua di Pulau Bali dibangun pada masa kejayaan Majapahit.
Masjid Assyuhada dibangun di atas lahan seluas 187 meter persegi dan mampu menampung sekitar 200 jamaah. Ukuran ini cukup ideal untuk melayani kebutuhan ibadah masyarakat setempat, terutama saat hari-hari besar keagamaan.
Advertisement
5. Lokasi dan Akses
Masjid Assyuhada menempati lokasi agak pinggir ke selatan dari bentangan pulau yang luasnya kira-kira sebesar Pulau Putri di Kepulauan Seribu, Jakarta. Di sebelah selatan Pulau Serangan ini dihuni oleh masyarakat yang dikenal dengan sebutan Masyarakat atau Kampung Bugis.
Untuk mencapai masjid, pengunjung harus masuk ke gang dari jalan utama Pulau Serangan. Perjalanan menuju pulau ini juga cukup menarik, karena Anda perlu menyusuri hutan bakau dan menyeberangi laut dengan perahu, yang bisa ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit.
6. Renovasi Masjid Berumur 200 Tahunan
Renovasi pernah dilakukan untuk memperbaiki masjid, yaitu mengganti atapnya dengan genting dan pada puncaknya diberi kubah. Langit-langitnya pun dipasang plafon dari eternit. Di samping kiri masjid ditambah bangunan baru untuk tempat berwudhu, kamar mandi, dan WC. Selain itu, seluruh bangunannya masih asli.
Pernah ada mahasiswa dari Bali dan Jawa yang mengadakan penelitian tentang sejarah Masjid Kampung Bugis ini, namun tidak ditemukan catatan tertulis atau prasasti yang dapat dijadikan petunjuk. Diperkirakan Masjid Kampung Bugis ini berumur 200 tahun, berdasarkan cerita Puak Ali (80 tahun), seorang nelayan yang merupakan generasi kelima dari orang Bugis pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Serangan,
