Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengindikasikan database kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP merupakan data awal dan hanya ada satu kali pembaharuan berada di luar negeri.
Namun, Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri (Kapuspen Kemendagri) Dodi Riyadmadji membantah hal tersebut. Dia menegaskan, server dan database berada di Indonesia.
"Server itu di Kemendagri kok. Hal tersebut sudah didiskusikan tadi malam," ujar Dodi saat dihubungi Liputan6.com, Senin (17/11/2014).
Kendati demikian, pengamat intelijen yang juga politisi Hanura, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, menegaskan, keberadaan server e-KTP di luar negeri patut dicurigai.
"Seyogyanya server di dalam negeri, meski mungkin kita belum punya teknologinya hal itu harus mulai diarahkan ke situ. Tentu saja bila server dan password IT di luar negeri kita patut khawatir data-data masyarakat tidak aman. Karena kita perlu rasa aman atas data diri kita," jelas Susaningtyas.
Berbeda dengan Susaningtyas, politisi PDIP Arif Wibowo yang pernah bersinggungan dengan Kemendagri di Komisi II DPR, membenarkan database e-KTP berada di Indonesia.
"Setahuku hanya di Jakarta, Batam, dan rencananya di Kalteng (Kalimantan Tengah). Batam dan Kalteng sebagai backup server," jelas Arif.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, Kementerian Dalam Negeri menghentikan sementara pelayanan e-KTP untuk mengevaluasi pelayanan tersebut setelah ditemukan potensi ketidakakuratan dalam pendataan. Menurut Tjahjo, ada dua pengelola database yang menyebabkan ketidakakuratan data.
Dua database terpisah itu yakni Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan database e-KTP. Database SIAK merupakan data operasional pelayanan admin di daerah.
Sementara, database e-KTP merupakan data awal dan hanya ada satu kali pembaharuan. Aplikasi ini, sebut Tjahjo, terindikasi dikembangkan oleh pengembang luar, sehingga muncul potensi data kependudukan diambil pihak yang tidak berhak.
"Di sisi lain yang masih harus dicermati bahwa aplikasi dan database masih dikelola vendor pelaksana," kata Mendagri Tjahjo Kumolo. (Sun/Yus)
Kemendagri: Database dan Server E-KTP di Indonesia
Pengamat intelijen yang juga politisi Hanura, Susaningtyas Nefo Handayani menegaskan, keberadaan server e-KTP di luar negeri patut dicurigai
diperbarui 17 Nov 2014, 19:30 WIBDiterbitkan 17 Nov 2014, 19:30 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
3 Tanda Jiwamu Lelah Mengarah Depresi, Jangan Diabaikan
Membedah Tarik Ulur Penerapan PPN 12% per 1 Januari 2025
Hasil Survei Terbaru, 20 Persen Air Keran di Jepang Tercemar Bahan Kimia Berbahaya
Suzuki Luncurkan Varian Eksklusif Jimny Arctic 2024, Berapa Harganya?
Kumpulan Kabar Viral Terkait Pencoblosan Pilkada, Simak Faktanya
Refleksi HUT ke-351 Kabupaten Gorontalo, Pendidikan dan Kemiskinan Jadi Sorotan
Bimtek dan Outbound Team Building DPMPTSP Sulbar Tingkatkan Kinerja Pemerintahan
Link Live Streaming Liga Inggris Liverpool vs Manchester City, Minggu 1 Desember 2024 Pukul 23.00 WIB di Vidio
Efek Rumah Kaca Ungkap Pentingnya Musisi Indonesia Bersatu Suarakan Isu Krisis Iklim Lewat Musik, Berbuah Album sonic/panic Vol. 2
Mulai Dikenal Dunia, Golden Visa Indonesia jadi Pembahasan dalam 18th Global Citizenship Conference di Singapura
Skala Krisis Judi Online di Indonesia, Penelitian Nasional Ungkap Dampak Mengerikan yang Perlu Diwaspadai!
Fasilitasi Industri dan Pencari Kerja, Menaker Yassierli Perbanyak Naker Fest