Liputan6.com, Jakarta - Hujan tiba, banjir pun menjelang di Ibukota. Dari tahun ke tahun, Jakarta tak pernah bisa bebas dari genangan. Meski hujan tak turun, namun air kiriman dari Bogor, Jawa Barat membuat Ibukota ikut kebanjiran.
Seperti yang terjadi Kamis pagi 20 November 2014. Air setinggi 5 meter menggenangi permukiman penduduk di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Banjir bahkan meluap hingga ke Jalan Jatinegara Barat.
Akibatnya sudah pasti, lalu lintas sekitarnya macet total. Tak cuma Jalan Jatinegara Barat, banjir juga mengganggu lalu lintas di Jalan Abdullah Syafei, Gudang Peluru, Jakarta Selatan.
Biasanya titik yang menjadi langganan banjir terletak dekat dengan aliran sungai-sungai besar, seperti Kali Ciliwung dan Kali Angke. Berikut beberapa titik jalan langganan banjir Ibukota yang Liputan6.com rangkum, Jumat (21/11/2014):
Selanjutnya: Jalan Jatinegara Barat...
Advertisement
Jalan Jatinegara Barat
1. Jalan Jatinegara Barat
Banjir di kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur pasti berimbas pada Jalan Jatinegara Barat. Meningkatnya muka air di Sungai Ciliwung kerap kali meluap hingga ke sisi jalan itu.
Pada Februari 2014 lalu, saat banjir di Kampung Pulo mencapai 50 cm, Jalan Jatinegara Barat tergenang hingga ketinggian 30 cm. Banjir menggenang hingga sepanjang 20 meter. Dan antrean kendaraan mencapai 200 meter.
Sementara Kamis 20 November 2014 kemarin, ketika banjir Kampung Pulo mencapai 5 meter, ketinggian air di Jalan Jatinegara Barat mencapai 5-15 cm. Kemacetan total pun tak dapat dihindari.
Â
Selanjutnya: Jalan Abdullah Syafei...
Advertisement
Jalan Abdullah Syafei
2. Jalan Abdullah Syafei
Cuaca cerah tak menjamin Jalan Abdullah Syafei di Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan, bebas banjir. Di kala terik, sisi jalan dari Arah Tebet menuju Duren Sawit direndam air dengan ketinggian 30 cm atau sebetis orang dewasa.
Seperti yang terjadi pada Kamis, 20 November 2014 kemarin. Tak sedikit pengendara sepeda motor yang nekat menerobos genangan harus mendorong motornya karena mati terendam air. Arus lalu lintas di kedua arah pun macet.
Jalan ini juga diterjang banjir pada awal 2014 lalu. 24 Januari 2014, ketinggian air di jalan itu mencapai 40-50 cm. Meski ketinggian air di jalan itu terbilang cukup tinggi.
Namun para pengendara baik sepeda motor ataupun mobil masih nekat melewati jalan tersebut. Macet pun tak dapat dihindari.
Selanjutnya: Jalan Gunung Sahari...
Jalan Gunung Sahari
3. Jalan Gunung Sahari
Jalan Gunung Sahari Raya, Sawah Besar, Jakarta Pusat juga terkena imbas luapan Kali Ciliwung. Air menggenangi bagian kiri jalan yang mengarah ke kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Ketinggian air di kawasan itu pada Kamis petang 20 November 2014, berkisar antara 10-50 cm. Kemacetan pun mengular hingga 3 kilometer. Sedangkan sisi kanan jalan yang mengarah ke Senen, Jakarta Pusat masih bisa dilalui.
Banjir juga menerjang jalan ini pada awal tahun 2014 kemarin. Pada 6 Februari 2014, ketinggian air di Jalan Gunung Sahari mencapai mencapai 60 cm. Akibatnya, para pengendara yang nekat melewati jalan tersebut terjebak kemacetan.
Selanjutnya: Jalan Boulevard Raya Barat...
Advertisement
Jalan Boulevard Raya Barat
4. Jalan Boulevard Raya Barat
Jalan Boulevard Raya Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara juga menjadi satu di antara sekian titik langganan banjir di Jakarta. Pada 6 Februari 2014 lalu, banjir di jalan seberang Mal of Indonesia (MOI) itu mencapai 30-40 cm.
Air keruh berwarna cokelat menghalangi pengendara sepeda motor untuk melintas. Kemacetan pun tak dapat dihindari.
Â
Â
Selanjutnya: Jalan Latuharhary...
Jalan Latuharhary
5. Jalan Latuharhary
Kawasan elite Menteng, Jakarta Pusat, juga langganan banjir. Ruas Jalan Latuharhary yang berada di kawasan itu bahkan pernah lumpuh karena digenangi air setinggi 50 cm pada 17 Januari 2013. Banjir yang menutup ruas jalan ini jadi bahan tontonan warga Jakarta.Â
Tenggelamnya ruas Jalan Latuharhary biasanya terjadi akibat tanggul penahan luapan air Sungai Ciliwung jebol. Untuk mengatasi banjir di kawasan itu, Pemprov DKI Jakarta yang masih dipimpin oleh Gubernur Jokowi pun bergerak memperbaiki tanggul yang jebol.
Jokowi turun sendiri untuk memantau proses perbaikan tanggul. Sementara Gubernur Ahok yang kala itu menjabat Wagub DKI Jakarta mengatakan, pasir yang dipakai untuk perbaikan tanggul, di antaranya berasal dari kampungnya di Belitung Timur.
"Iya betul. Serius. Itu pasir dari Belitung semuanya ke Latuharhary," ucap Ahok 19 Januari 2013.
(Ndy/Mut)
Â
Advertisement