BBM Naik, Buruh di Tangerang Makan Mi Instan untuk Berhemat

Seorang buruh kontrak di Tangerang, Banten merasakan beratnya kehidupan setelah harga bahan bakar minyak (BBM) dinaikkan.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Des 2014, 00:24 WIB
Diterbitkan 12 Des 2014, 00:24 WIB
(lip6 Petang) Nasib Buruh
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Tangerang - Setelah harga bahan bakar minyak (BBM) naik, seorang buruh kontrak di Tangerang, Banten demi bertahan hidup dan membiayai kedua anaknya terpaksa makan mi instan setiap hari.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (11/12/2014), Banawati selama 12 tahun harus berbagi hidup bersama orangtuanya di rumah berbilik rapuh dan berlantaikan tanah.

Banawati adalah buruh di salah satu pabrik sepatu di Kampung Jembatan Merah, Desa Pondok Jaya, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang.

Penantian panjang selama 5 tahun berharap dipekerjakan sebagai karyawan tetap, belum juga terkabul. Namun kesulitan ini tak mengurangi kasih sayangnya sebagai seorang ibu yang harus tegar mengurus anak-anaknya. Meski setiap hari ia hanya mampu memberi makan kedua anaknya dengan mi instan.

Untuk memasaknya, Banawati menggunakan kayu dan plastik bekas yang dibakar. Ini dilakukan karena ia tak mampu membeli minyak tanah. Sementara suaminya yang bekerja sebagai tukang becak hanya mampu menafkahinya sebesar Rp 30 ribu setiap harinya, sedangkan gajinya hanya Rp 1.950.000 per bulan.

Kini Banawati hanya bisa berharap pada bantuan pemerintah. Terlebih saat harga BBM melambung tinggi kehidupan ia dan keluarganya dirasa semakin berat. Jangankan untuk memperbaiki rumahnya yang mulai rapuh, untuk pendidikan anak-anaknya pun ia harus berjuang keras. Apalagi selama ini anak-anaknya sekolah tanpa ada bantuan dana. (Mar/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya