Grebeg Maulid, Warga Yogya Berebut 7 Gunungan

Tradisi Grebeg Maulid digelar dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

oleh Yanuar H diperbarui 03 Jan 2015, 15:56 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2015, 15:56 WIB
Grebeg Maulid
Tradisi Grebeg Maulid digelar dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Yogyakarta - Tradisi Grebeg Maulid dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW kembali digelar di Yogyakarta. 7 Gunungan pun dikeluarkan pihak Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk diperebutkan ribuan warga di 3 titik.

"Proses Grebeg Maulid ini dimulai jam 10 pagi ada 7 gunungan, yang 5 ke Masjid Besar Kauman, 1 Kompleks Kepatihan dan 1 di Kraton Puro Pakualaman. Gunungan yang di Pakualaman, Gunungan Kakung Kepatihan juga Gunungan kakung. Di Masjid Besar Kauman itu Gunungan Kakung, Darat, Putri, Gepak, dan Pawuhan," ujar Kabag Humas dan Protokol Pemprov DIY Iswanto kepada Liputan6.com, Sabtu (3/1/2015).



7 gunungan itu berisi hasil bumi seperti buah-buahan, sayuran sebagai bagian dari tradisi Grebeg Maulid. Iswanto menjelaskan, Grebeg Maulid Nabi ini untuk menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW dan sebagai bentuk syukur dan sedekah Raja kepada rakyatnya.

Pantauan Liputan6.com di Kompleks Kepatihan, sejak pagi, warga sudah menunggu gunungan yang datang sekitar pukul 11.30 WIB. Sementara pihak Pemerintah Provinsi DIY bersiap di pendopo Wiyoto Projo.

Warga Jakarta ikut Rebut Gunungan >>>

Warga Jakarta ikut Rebut Gunungan

Warga Jakarta ikut Rebut Gunungan

2 Ekor gajah mengawal prosesi Grebeg Maulid yang membawa gunungan ke Kompleks Kepatihan Sabtu siang, 3 Januari 2015. Gunungan Kakung yang dibawa dari Kraton Ngayogyakarto ini berisi hasil bumi seperti sayuran.



Iswanto menjelaskan, gajah yang ikut prosesi Grebeg Maulid mengawal iring-iringan prajurit Bugisan Kraton, abdi dalem dan gunungan. "Ini yang depan gajahnya dua lalu prajurit Bugisan lalu abdi dalem kraton, baru gunungannya. Ini didoakan dulu terus baru dibawa ke lapangan untuk dirayah," ujar Iswanto.

Salah satu warga Ibukota, Tedy yang ikut rayah atau rebutan gunungan bersama ratusan orang mengaku sangat senang dengan tradisi Grebeg Maulid yang membawa gunungan untuk diperebutkan.

Ia mengaku baru kali ini mengikuti rayahan gunungan di Kompleks Kepatihan. Ia sangat antusias karena adrenalinnya terpacu untuk mendapatkan hasil rayahan dari Kraton Ngayogyokarto.

"Baru kali ini saya ikut pengin tahu aja. Senang ya harus dilestarikan. Acara ini meningkatkan budaya kita harus inget Indonesia beda dengan budaya lain. Unik dan Seru. Tadi saya kira patah ini kaki karena masuk di gunungan sementara yang rebut banyak banget. Ternyata nggak," ujar Tedy.

Tedy yang mendapat hasil rayahan gunungan berupa kacang panjang. Menurut abdi dalem kraton, kacang panjang yang didapatnya berarti akan mendapat umur yang panjang. Ia pun senang dengan doa dan harapan yang terkandung dalam gunungan. Dia pun akan kembali lagi jika ada kegiatan rayahan gunungan saat Grebeg Maulid.

"Saya dapat kacang panjang katanya nanti umurnya panjang. Amin. Katanya kalau dapat sayur digigit sedikit aja lalu buat dimasak dimakan sekeluarga biar dapat berkah. Itu semua doa ya jadi ya ambil positifnya," ucap Tedy. (Ans/Riz)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya