Liputan6.com, Jakarta - Aksi 'koboi' Camat Penjaringan, Jakarta Utara Yani Wahyu Purwoko berujung panjang. Dia dipanggil Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta untuk menjelaskan peristiwa itu. Bahkan Yani terancam dicopot dari jabatannya jika itu terbukti.
"Makanya hari ini dipanggil oleh Sekda, akan dibuat berita acara seperti apa. Kalau terbukti maka langsung distafkan. Besok penggantinya kita lantik," tegas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota, Jakarta, Rabu (21/1/2015).
Pria yang karib disapa Ahok itu akan melantik pengganti Yani besok bersama 700 pejabat DKI Jakarta lainnya. Sedangkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku tidak sempat bertemu dengan Yani saat acara Maulid Nabi tadi pagi. Djarot menuturkan Yani beralasan sedang memimpin penertiban di Waduk Priok.
Mendengar penjelasan itu, Ahok sempat berkelakar pada Djarot. Ahok mengira Djarot terlambat mengikuti acara penandatanganan nota kesepahaman dengan PPATK karena ditodong oleh sang camat 'koboi'.
"Saya kira tadi Pak Wagub lagi ditodong, jangan banyak omong," kata Ahok sambil tertawa.
Djarot mengatakan, untuk mengetahui peristiwa yang sebenarnya, Yani dipanggil ke Balaikota untuk memberikan keterangan. Dalam pemeriksaan akan diketahui apa benar Yani mengancam dan menakut-nakuti warga.
"Kalau betul dia arogan, nakut-nakutin warga, ngancam, mengintimidasi dan sebagainya, sudah evaluasi," tandas Djarot.
Camat Yani Wahyu Purwoko (35) diduga mengancam seorang warganya, RHS (50), dengan membawa airsoft gun pada Selasa 20 Januari dini hari. Camat 'koboi' itu pun sempat meletuskan senjata tersebut hingga menarik perhatian warga lainnya.
Menurut saksi Halim dan Tedi yang saat itu tengah berada di sekitar tempat kejadian di Kampung Asem RT 6 RW 5 Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, sebelum terdengar letusan tembakan, sempat ada cekcok mulut antara Yani dengan RHS. (Ali/Sss)