Liputan6.com, Jakarta - Sebagai sentra produksi tahu, hampir separuh warga Desa Kalisari, Banyumas, Jawa Tengah ini bermata pencaharian sebagai perajin penganan berbahan kedelai.
Tumbuhnya ratusan usaha produksi tahu berdampak pencemaran lingkungan. Setiap hari puluhan ribu liter limbah cair industri tahu dibuang ke sungai.
Dengan derajat keasaman yang tinggi, limbah cair merusak ekosistem sungai. Bau menyengat yang ditimbulkan juga sangat mengganggu warga. Namun sejak 5 tahun silam, masalah limbah perlahan sirna.
Semua berawal sejak berdirinya unit pengolahan limbah cair industri tahu menjadi biogas atau biolita, atas prakarsa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Hingga kini sudah dibangun 4 unit pengolahan dibangun di Desa Kalisari untuk menampung puluhan ribu liter limbah cair yang dihasilkan 243 perajin tahu.
Dari ratusan perajin tahu, limbah cair dialirkan menggunakan pipa menuju instalasi biolita. Setelah diendapkan selama sehari, limbah kemudian menjalani proses pembusukan dan penguraian sebelum akhirnya diubah menjadi gas metan.
Dari satu unit pengolahan limbah, bisa dihasilkan sekitar 400 liter gas metan per hari untuk dialirkan ke rumah-rumah warga.
Secara berkala petugas memeriksa instalasi untuk memastikan pasokan limbah tahu tidak terganggu. Namun dari sekitar 240 usaha produksi tahu, masih ada sekitar 100 perajin yang limbahnya masih dibuang ke sungai dan belum diolah menjadi biogas. Inilah pekerjaan rumah yang belum selesai.
Selain memasok kebutuhan gas rumah tangga, biogas juga dimanfaatkan untuk penerangan jalan dan sebagian permukiman.
Tahu sudah menjadi urat nadi kehidupan warga Desa Kalisari, Banyumas selama puluhan tahun. Ratusan warga memilih profesi sebagai pembuat tahu untuk menopang ekonomi keluarga. Namun kesejahteraan warga tak kunjung beranjak, karena biaya produksi yang terus meningkat.
Kini beban warga sedikit berkurang. Untuk kebutuhan memasak sehari-hari warga Kalisari bisa memanfaatkan biogas.
Kini sudah lebih dari 200 rumah warga terlayani pasokan biogas. Hanya dengan membayar iuran Rp 20.000 per bulan, warga bisa menikmati pasokan gas tanpa batas.
Saat ini pasokan biogas hanya bisa memenuhi kebutuhan memasak sehari-hari. Para perajin tahu berharap, ke depan biogas bisa dimanfaatkan untuk produksi tahu.
Kelebihan biogas limbah tahu tidak mudah terbakar, karena kandungan gas tidak bertekanan. Limbah tahu juga menghasilkan biogas yang tidak berbau, sehingga lebih ramah lingkungan.
Bagaimana proses pengolahan limbah tahu menjadi biogas selengkapnya? saksikan Potret Menembus Batas SCTV, Senin (23/2/2015), di bawah ini. (Dan/Ado)
Energi Baru Limbah Tahu
Satu unit pengolahan limbah tahu, bisa dihasilkan 400 liter gas metan per hari untuk dialirkan ke rumah-rumah warga.
diperbarui 23 Feb 2015, 01:58 WIBDiterbitkan 23 Feb 2015, 01:58 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tata Cara Ziarah Kubur Orang Tua: Panduan Lengkap dan Doa-doa yang Dibacakan
Domisili Adalah: Pengertian, Fungsi, dan Cara Pengurusannya
Integrasi adalah Proses Penyatuan Menuju Kesatuan yang Utuh
Cara Mengubah File PDF ke Word: Panduan Lengkap dan Praktis
Kemensos Kucurkan Bantuan Rp 135 Juta Bagi Ahli Waris Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
UTBK Adalah: Panduan Lengkap Ujian Tulis Berbasis Komputer
Buat Budaya Betawi Lebih Grande, Pramono Bakal Libatkan TikTokers
Cara Menggambar Anime: Panduan Lengkap untuk Pemula
Surel Adalah: Pengertian, Sejarah dan Cara Membuatnya
Top 3: Kata Erick Thohir soal Prabowo Mau Hapus Utang UMKM di Bank BUMN
Top 3 Islami: Kisah Pendiri Ponpes Lirboyo KH Abdul Karim Saksikan Karomah Dahsyat Mbah Kholil Bangkalan
Meta Izinkan Militer AS Boleh Pakai Model AI Llama 3, Buat Apa?