Ahok: Kok Panggil Istri Gue? DPRD Harusnya Panggil Nenek Gue

Ahok pernah menuliskan 'pemahaman nenek lu' pada lembaran usulan anggaran senilai Rp 8,8 triliun dari DPRD DKI.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 13 Mar 2015, 11:13 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2015, 11:13 WIB
Ahok Jadi Saksi Penandatangan Kontrak MRT
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.(Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Veronica Tan, istri Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, akan dipanggil Panitia Angket DPRD DKI. Ahok sejujurnya tak setuju dengan pemanggilan tersebut, karena istrinya sama sekali tak berkaitan dengan kisruh APBD yang diselidiki legislatif saat ini.

Dengan nada bercanda, Ahok pun menyarankan agar anggota dewan memanggil neneknya saja daripada istrinya. Sebab, Ahok pernah menuliskan 'pemahaman nenek lu' pada lembaran usulan anggaran senilai Rp 8,8 triliun dari DPRD DKI.

"Makanya kalau panggil itu lucu aja. Angket itu angket urusan apa? Urusan APBD kan. ‎Kok panggil istri gue? Harusnya panggil nenek gue dong, kan gue bilang 'pemahaman nenek lu'," tegas Ahok di Balaikota Jakarta, Jumat (13/3/2015).

Ditanya apakah istrinya akan memenuhi panggilan tersebut, Ahok mengatakan tidak tahu. Karena alasan pemanggilan belum dijelaskan oleh pihak dewan. Jika tidak berhubungan dengan penyelidikan APBD DKI, kemungkinan Veronica tak datang. Tetapi jika berkaitan, istrinya wajib hadir.

"Tergantung pemanggilannya dalam rangka apa. Lebih cocok angket itu panggil nenek gue sebetulnya," ucap Ahok.

Di sisi lain, Ahok mengatakan, aneh jika Ahok Center juga dipanggil. Sebab, kelompok yang diduga sebagai penadah bantuan CSR ke Pemprov DKI tersebut tak pernah ada secara struktural. Nama Ahok Center, lanjut mantan Bupati Belitung Timur itu, hanya nama yang secara spontan dipakai relawannya.

"Makanya Ahok Center nggak pernah ada. Kamu cari deh seluruh dunia ada nggak Ahok Center? Itu cuma relawan yang gaya-gayaan tulis Ahok Center. Kita mana pernah urus CSR," tegas dia.

"Ini kan pernah dipersoalkan waktu kasus Rusun Marunda kan, waktu itu orang mau nyumbang rusun. Yang terima BPKAD sama dinas perumahan. Cuma relawan kita minta ngawasin sampai apa nggak, dicatet. Jadi itu nggak ada duit. Kalau ngomong mau pakai duit, aku pakai uang operasional aku aja berhak kok, ngapain gue pusing," tandas Ahok. (Alv/Sun)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya