Ribut Soal Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Pilot dan Kopilot Korean Air Adu Jotos

Pilot dan kopilot terlibat adu jotos terkait darurat militer Yoon Suk Yeol Peristiwa itu mengakibatkan cedera pada kedua pria itu yang kemudian memerlukan perawatan medis di rumah sakit setempat.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 09 Apr 2025, 19:40 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2025, 19:40 WIB
Ilustrasi pilot di kokpit (pixabay)
Ilustrasi pilot dan kopilot maskapai Korean Air adu jotos gara-gara mantan presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. (pixabay)... Selengkapnya

Liputan6.com, Incheon - Pilot dan kopilot penerbangan Korean Air terlibat adu jotos setelah terjadi perselisihan selama diskusi mereka tentang mantan presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan penerapan darurat militer pada 3 Desember 2024, maskapai mengonfirmasi pada 7 April.

Korean Air mengatakan bahwa "peristiwa malang" itu terjadi antara dua pilot penerbangan yang terbang dari Incheon, Korea Selatan ke Brisbane, Australia, pada Desember 2024. Pertengkaran itu, yang terjadi karena perbedaan pendapat politik mereka, tidak terjadi di udara, tetapi saat pesawat dan awak pesawat masih berada di Australia. Peristiwa itu mengakibatkan cedera pada kedua pria itu yang kemudian memerlukan perawatan medis di rumah sakit setempat.

Karena mereka untuk sementara tidak dapat menerbangkan pesawat, awak pengganti dari maskapai dikerahkan untuk penerbangan pulang yang dijadwalkan dua hari setelah penerbangan.

"Keduanya telah dipecat dari pekerjaan itu," kata Korean Air, setelah peninjauan oleh komite disiplin perusahaan, seperti dikutip dari Korean Herald, Rabu (9/4/2025).

Untuk mencegah terjadinya insiden serupa, Korean Air mengatakan telah mengadakan sesi pelatihan tentang pedoman perusahaan bagi karyawannya.

Yoon Suk Yeol, mantan presiden Korea Selatan dimakzulkan karena secara ilegal mengumumkan darurat militer di negara itu untuk pertama kalinya dalam lebih dari 40 tahun pada 3 Desember 2024. Pemakzulannya dikonfirmasi oleh Mahkamah Konstitusi pada 4 April.

Ribuan pengunjuk rasa yang menyerukan pemecatan Yoon Suk Yeol dan menentangnya turun ke jalan selama beberapa bulan setelah 3 Desember 2024, di tengah kekacauan politik yang terjadi setelahnya. 

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya