Wakapolri: Kekuatan Kelompok Santoso dan Daeng Koro Melemah

Kendati mulai melemah, namun anggota Polri tetap diimbau untuk terus berhati-hati. Hal ini demi mengantisipasi adanya balas dendam.

oleh Dio Pratama diperbarui 05 Apr 2015, 14:12 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2015, 14:12 WIB
Wakapolri: Kekuatan Kelompok Santoso dan Daeng Koro Melemah
Wakapolri Komisaris Jendral Polisi Badrodin Haiti (Liputan6.com/Dio Pratama)

Liputan6.com, Palu - Pasca baku tembak antara kelompok sipil bersenjata dan anggota Polri di Pegunungan Sakina Jaya, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Jumat 3 April 2015, Wakil Kepala Polri (Wakapolri) Komisaris Jendral Polisi Badrodin Haiti meyakini kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso dan Daeng Koro mulai melemah.

"Sebagian dari peralatan mereka sudah disita seperti senjata api, bom, dan lain sebagainya. Tambah lagi, mereka terpencar setelah terlibat baku tembak dengan tim gabungan Densus 88 Antiteror dan Brimob. Jelas itu membuat kekuatan mereka melemah," kata Badrodin di Palu, Minggu (5/4/2015).

Kendati mulai melemah, namun anggota Polri tetap diimbau untuk terus berhati-hati. Hal ini demi mengantisipasi adanya hal yang tidak diinginkan, seperti balas dendam dan perbuatan yang tidak diduga lainnya yang dilakukan kelompok teroris tersebut.

"Beberapa strategi sudah kami siapkan untuk mengantisipasi adanya balas dendam, meskipun demikian seluruh anggota Polri juga harus tetap terus waspada," tandas Badrodin.

Kedatangan Badrodin di Palu untuk melihat dua jenazah anggota kelompok sipil bersenjata yang berhasil dilumpuhkan Polri Jumat lalu. Selain itu, juga untuk membuka gelaran barang bukti milik kelompok sipil bersenjata yang ditemukan di dua lokasi baku tembak di Parigi Utara.

Sebelumnya dalam baku tembak yang terjadi Sabtu 4 April 2015, tim gabungan Densus 88 Antiteror dan Brimob berhasil melumpuhkan seorang warga yang diduga anggota kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso. Keberadaan warga itu diketahui oleh tim gabungan saat melakukan penyisiran di Kilo 16, Kebun Kopi, Parigi Utara, sekitar pukul 17.30 WITA.

Tim gabungan curiga pada gerak-gerik warga itu. Saat salah satu anggota tim menanyakan identitasnya, tiba-tiba warga itu mengeluarkan senjata api. Sontak, tim gabungan yang kaget langsung menembak warga itu hingga tewas.

Saat ditemukan, warga itu membawa senjata api laras pendek jenis revolver dengan beberapa butir amunisi aktif dan tiga buah bom pipa aktif menyerupai granat yang menempel di tubuh jenazah.  

Saat ini, jenazah warga tersebut telah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Polda di Palu setelah dievakuasi dari TKP di Pegunungan Kilo 16, sekitar pukul 21.20 WITA. Kedatangan jenazah dikawal ketat oleh personel Brimob.

Hingga berita ini diterbitkan, jenazah masih disemayamkan di kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Polda di Palu untuk menunggu proses identifikasi mendalam tim Inafis. (Sun)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya