Liputan6.com, Jakarta - Sumber dari banyaknya masalah yang menyangkut tenaga kerja Indonesia (TKI) terletak pada sistem penyaluran dan pengawasan yang rendah. Sistem penyaluran terkesan dipaksakan dengan memprioritaskan kuantitas orang yang akan dikirim, bukan kualitasnya.
"Masalah TKI 80% ada di hulu, dari Indonesia sendiri. Banyak (TKI) yang tidak kompeten, tidak kuat persiapan tapi dipaksakan," jelas Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid di Hotel Double Tree, Jakarta Pusat, Sabtu (18/4/2015).
Nusron menilai kesan terburu-buru lantaran para agen hanya mengejar rupiah yang diraup tiap kali berhasil memberangkatkan TKI. "Business process-nya salah. Ada yang kontrak dulu baru dilakukan pelatihan. Yang benar, dilatih dulu hingga mampu bekerja, baru kontrak dibikin," kata dia.
Selanjutnya masalah pengawasan terpadu. Perusahaan penyalur TKI, kata Nusron, harus memperhatikan kondisi tenaga kerja, seperti siapa majikannya, bagaimana kehidupannya di sana, apakah bekerja dengan baik atau tidak. Nyatanya hal tersebut tidak ada realisasinya.
Karena itu, Nusron akan mulai membentuk tim yang khusus mengawal 30 perusahaan penyalur TKI mulai 1 Juli 2015. "Satu tim 5 orang, akan meng-handle perusahaan yang mengirim," terang dia.
Nusron juga akan menerapkan syarat psikotes kepada pekerja yang akan diberangkatkan ke negara tujuan, sehingga tak terkesan asal mengirim orang. (Ado/Ans)
Kepala BNP2TKI: Banyak TKI Tidak Kompeten, Tapi Dipaksakan
Sistem penyaluran terkesan dipaksakan dengan memprioritaskan kuantitas orang yang akan dikirim, bukan kualitasnya.
diperbarui 18 Apr 2015, 17:04 WIBDiterbitkan 18 Apr 2015, 17:04 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pilkada 2024, KPU DKI Jakarta Pastikan Pemilih Disabilitas Sudah Tersentuh Edukasi Soal Kepemiluan
Puan Optimistis Pramono-Rano Menang Satu Putaran Pilkada Jakarta 2024: Langit Cerah, Pertanda Baik
Tarot Cinta: Waktunya Move On dari Kesalahan
Perjuangan Salma Salsabil Dapat Dua Penghargaan Indonesia Music Awards 2024, Ada Peran Besar Ayah hingga Komunitas Fans
7 Manfaat Konsumsi Jamur untuk Kesehatan, Turunkan Risiko Kanker hingga Kolesterol
Jangan Asal Pakai Baju Batik, Pahami Filosofi dan Makna Motifnya
Naik 102 Persen, Arus Masuk Mingguan ETF Bitcoin Capai Rp 49,7 Triliun
VIDEO: Dhrama Pongrekun Dimarahi Petugas TPS saat Mencoblos
Penelitian Ungkap Dugaan Elon Musk Ubah Algoritma X untuk Dukung Trump
Krisis Pemain, Manchester United Panggil Satu Nama Mengejutkan Berusia 19 Tahun
BJ Habibie Pernah Bikin Rupiah Rp 6.550 per Dolar AS, Simak Sejarahnya
Mengenal Musik Keroncong Warisan Seni Nusantara yang Abadi