Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Gatot Nurmantyo bercerita tentang proxy war atau perang menggunakan pihak ketiga. Menurut Calon Panglima TNI itu, proxy war di Indonesia semakin nyata, seiring dengan pergeseran konflik dunia yang berlatar belakang energi.
"Sekitar 70 persen konflik di dunia berlatar belakang energi. Sisa cadangan energi duni sisa 45 tahun. Itu akan habis jika kita tidak menemukan pengganti. Konsumsi energi 2025 meningkat 45 persen," ujar Gatot di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Gatot menjelaskan, peningkatan energi 2007-2009 memicu kenaikan harga pangan dunia hingga 75 persen. Di sisi lain, hanya ada negara-negara yang dilintasi ekuator yang mampu bercocok tanam sepanjang tahun. Yakni Amerika Latin, Afrika Tengah, Indonesia.
Namun, lanjut Gatot, pada 2043 jumlah penduduk dunia akan mencapai 12,3 miliar. Jumlah ini 3 kali lipat melebihi daya tampung bumi.
Sementara, hanya ada 2,5 miliar penduduk yang tinggal di garis ekuator. Sisanya 9,8 miliar berada di luar ekuator. Kondisi ini tentu akan memicu perang untuk mengambil alih energi negara-negara yang berada di garis ekuator salah satunya Indonesia.
"Dengan demikian perang masa kini, berlatar energi bergeser menjadi perang pangan, air, dan energi. Semula perang di wilayah Timur Tengah. Bergeser ke Indonesia, Afrika Tengah, dan Amerika Latin," jelas dia.
Dalam 28 tahun ke depan, lanjut dia, dunia akan kehabisan energi. Inilah yang harus dihadapi anak cucu Indonesia ke depannya.
Menurut dia, beragam cara akan dilakukan negara asing untuk menguasai kekayaan alam Indonesia. Dampak itu sudah mulai dirasakan sejak dini. Proxy war sudah menyusup masuk ke sendi-sendi kehidupan berbagsa dan bernegara.
"Beragam cara bisa dilakukan untuk menguasai Indonesia. Mulai dari pembentukan opini menciptakan rekayasa sosial, perubahan budaya, adu domba TNI-Polri, pecah belah partai, dan penyelundupan narkoba sudah jauh-jauh hari dilakukan," tutur dia.
Gatot pun menegaskan, proxy war merupakan menyerang aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dia mencontohkan, lepasnya Timor Timur akibat proxy war. Karena di Celah Timor ada kandungan minyak luar biasa yang bernama Greater Sunrise.
"Di sinilah peran abdi negara sangat menentukan. Sebetulnya untuk mengalahkan proxy war negara kita sudah memiliki semuanya, yakni Pancasila dan semangat gotong royong," pungkas Gatot. (Mut/Yus)
Calon Panglima TNI Gatot Beberkan Bahaya Proxy War
Poxy war di Indonesia semakin nyata, seiring dengan pergeseran konflik dunia yang berlatar belakang energi.
diperbarui 17 Jun 2015, 17:58 WIBDiterbitkan 17 Jun 2015, 17:58 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Saat Abah Anom Lolos Pembunuhan PKI dengan Cara Menakjubkan, Karomah Wali
30 Ribu Saksi Siap Kawal Suara Ridwan Kamil-Suswono di Seluruh TPS Jakarta
Menkeu Sri Mulyani Pamer Gaya Bersongket di Tengah Polemik PPN 12 Persen
Polisi Tembak Mati Tersangka Curas Bersenjata Api Laras Panjang di Garut
Bukan Hanya Otak, Ginjal hingga Syaraf Manusia Mampu Menyimpan Memori dan Mengingat
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Rabu 20 November 2024
Sahbirin Noor Mangkir dari Panggilan KPK Usai Menang Praperadilan, Menghilang Lagi?
Obat dan Bahan Medis di RSTN Boalemo Dibeli Tak Sesuai Batas Kedaluwarsa
Kisah Gus Dur dari Cilacap ke Jakarta Hanya 1 Jam Naik Mobil, Karomah Wali
Gelar Doa Lintas Agama di Jatim, Kapolri: Ikhtiar Pilkada Serentak Berjalan Aman
Ditintelkam Polda Lampung Ungkap Penyelundupan Ganja 53 Kilogram
5 Teori Sains yang Pernah Menggemparkan Dunia