Warga NTT Diduga Makan Pakan Ternak, Begini Komentar Mentan Amran

Menurut Amran, isu tersebut hampir sama dengan isu beras plastik yang mengegerkan masyarakat beberapa waktu lalu.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 25 Jun 2015, 23:43 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2015, 23:43 WIB
Penampakan Pasar Induk Kramat Jati Jelang Ramadan
Aktivitas perdagangan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa, (9/6/2015). Mentan Andi Amran Sulaiman bekerjasama dengan Kemendag dan Bulog untuk menggelar pasar murah sebagai upaya antisipasi kenaikan harga jelang Ramadan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman meluruskan, terkait kabar warga Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diduga makan pakan ternak akibat kemarau. Menurut dia, makanan yang dikonsumsi warga NTT itu merupakan sejenis sagu.

"Itu bukan (pakan ternak). Kami luruskan, putak itu sama dengan sagu," ujar Amran di sela diskusi '‎Mendorong Reformasi Tata Kelola Pangan Nasional' di Kantor DPP PKB, Menteng, Jakarta, Kamis (25/6/2015).

Menurut Amran, isu tersebut hampir sama dengan isu beras plastik yang mengegerkan masyarakat beberapa waktu lalu. Pihaknya sudah mengkonfirmasi kepada ‎Bupati Timur Tengah Selatan dan memastikan tidak ada warga yang mengonsumsi pakan ternak.

‎"Kami udah ketemu langsung Bupati‎, katanya warganya makan pakan ternak yang dari pohon, enggak ada itu. Jadi isu ini mungkin mirip-mirip beras plastik," tandas dia.

Kendati, Amran membenarkan, jika terjadi kekeringan di sejumlah daerah di NTT. Pihaknya juga telah mengantisipasi dengan memberikan bantuan pompa untuk kebutuhan irigasi.

"Soal kekeringan iya ada. Karena kalau kekeringan di seluruh Indonesia tiap tahun pasti terjadi. Kurang lebih 200 ribu hektare sawah terjadi (kekeringan) setiap tahun. Insyaallah minggu depan kami ke sana lagi," pungkas Amran.

‎Warga Kecamatan Amanuban Selatan dan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebelumnya diduga mengalami kelaparan akibat kekeringan. Mereka terpaksa mengonsumsi putak atau pakan ternak dari batang pohon lontar.

Hal itu disampaikan Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus. Dia ‎mengkritik sejumlah anggota DPR dapil NTT, seperti Setya Novanto, Herman Herry, dan Victor Laisodat. Mereka dinilai belum bertindak apa-apa terkait kelaparan yang dialami warga NTT.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Liputan6.com, putak merupakan hasil olahan dari isi batang atau empulur pohon gewang -- sejenis tumbuhan palma. Biasanya, putak dijadikan pakan ternak. Namun sebenarnya, putak juga merupakan makanan lokal di NTT.

Isi batang pohon gewang biasanya diolah menjadi sagu. Biasanya disebut putak gewang. Putak biasanya menjadi pilihan terakhir untuk dikonsumsi ketika musim paceklik tiba. (Rmn/Nda)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya