Puncak Kemarau 2025 Prediksi BMKG Juni-Agustus, Simak Daftar Wilayah dengan Kekeringan Tak Normal

BMKG memprediksi puncak musim kemarau 2025 terjadi pada Juni-Agustus, dengan beberapa wilayah mengalami kondisi lebih kering dari biasanya; antisipasi dini sangat penting!

oleh Pebrianto Eko Wicaksono Diperbarui 18 Mar 2025, 17:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2025, 17:00 WIB
Kekeringan Sawah
Penetapan status siaga bencana kekeringan di Provinsi Banten diakibat musim kemarau berkepanjangan sebagai dampak dari fenomena El Nino. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau 2025 akan terjadi pada Juni hingga Agustus. Prediksi ini berdasarkan analisis data iklim dan cuaca terkini, mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi musim kemarau di Indonesia. 

BMKG mengimbau seluruh masyarakat dan sektor terkait untuk melakukan antisipasi dini guna meminimalisir dampak buruknya.

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, "Puncak musim kemarau 2025 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada Juni, Juli dan Agustus 2025." Pernyataan ini disampaikan pada Kamis, 13 Maret 2025, dan dikutip dari laman resmi BMKG. Meskipun sebagian besar wilayah diprediksi mengalami musim kemarau normal, beberapa daerah perlu mewaspadai potensi kekeringan yang lebih parah dari biasanya.

Prediksi BMKG menunjukkan bahwa musim kemarau akan dimulai pada Mei 2025 di berbagai wilayah Indonesia. BMKG juga memprediksi potensi peningkatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di Sumatera dan Kalimantan, sehingga kewaspadaan perlu ditingkatkan.

Ikuti Aktivasi cover lagu "Ruang Gema" Liputan6.com di Instagram dan campaign Cek Fakta #LawanRuangGema di TikTok dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.

Klik link terkait untuk ikutan dan informasi selengkapnya:

1. Aktivasi Cover lagu "Ruang Gema"

2. Campaign Cek Fakta #LawanRuangGema

Promosi 1

Analisis BMKG: Juni-Agustus Titik Terpanas

BMKG telah merilis analisis detail mengenai musim kemarau 2025. Mereka membagi prediksi berdasarkan Zona Musim (ZOM). Secara umum, musim kemarau 2025 diprediksi bersifat normal sebanyak 416 ZOM 60 persen, 185 ZOM 26 persen diprediksi mengalami musim kemarau di atas normal, dan 98 ZOM 14 persen diprediksi mengalami musim kemarau di bawah normal.

Wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau normal meliputi sebagian besar Sumatera, Jawa bagian Timur, Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, dan sebagian besar Pulau Papua.

Sementara itu, wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau di atas normal meliputi sebagian kecil Aceh, sebagian besar Lampung, Jawa bagian barat dan Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagian kecil Sulawesi, dan Papua bagian Tengah.

Sedangkan wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau di bawah normal perlu mewaspadai potensi kekeringan yang lebih serius. Wilayah ini meliputi sebagian Kalimantan Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku Utara, dan Merauke.

Antisipasi Dini: Langkah Penting Hadapi Kemarau

Menghadapi prediksi puncak musim kemarau pada Juni-Agustus 2025, antisipasi dini menjadi sangat penting. Berbagai sektor, mulai dari pertanian, lingkungan, hingga pengelolaan sumber daya air, perlu menyesuaikan strategi mereka. Petani misalnya, perlu mempersiapkan sistem irigasi yang efektif dan memilih jenis tanaman yang tahan kekeringan.

Pemerintah daerah juga perlu menyiapkan langkah-langkah untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya karhutla sangat penting untuk mengurangi risiko kebakaran. Selain itu, kesiapan dalam menghadapi potensi krisis air bersih juga perlu dipersiapkan.

Masyarakat juga diimbau untuk menghemat penggunaan air dan menerapkan langkah-langkah konservasi air. Dengan kesiapan dan kerjasama semua pihak, dampak negatif musim kemarau dapat diminimalisir.

BMKG menekankan pentingnya pemantauan cuaca secara berkala. Informasi terkini dari BMKG akan membantu masyarakat dan berbagai sektor untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi musim kemarau.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya