Bentrok Ormas Bikin Pedagang di Kramatjati Ketakutan

Bentrok anggota organisai masyarakat (ormas) dengan warga di Pasar Gembrong, meluas hingga kawasan Kramatjati, Jakarta Timur.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 09 Agu 2015, 10:08 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2015, 10:08 WIB
ilustrasi tawuran
Ilustrasi tawuran. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bentrok anggota organisai masyarakat (ormas) dengan warga di Pasar Gembrong, meluas hingga kawasan Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu 8 Agustus. Kejadian itu pun berimbas pada rasa takut sejumlah pedagang di Kramatjati.

Nursi misalnya, pedagang ayam potong yang sehari-hari berjualan di Kramatjati mengaku was-was dengan kejadian itu.

"Takut mas dengar kejadian itu. Kita kan namanya orang cari makan di sini, niatnya cuma jualan. Takut kena imbas kalau ada bentrok begitu," ujar Nursi di lapak kaki lima ayam potong yang terletak di pinggiran Jalan Raya Bogor, Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (9/8/2015).

Nursi menuturkan, saat ia berjualan memang kerap disebut sebagai jam-jam rawan kejahatan. Dirinya hanya meminta petugas untuk dapat menjaga keamanan dan kenyamanan warga dan pedagang agar tidak resah saat menjalankan aktivitas.

"Kita biasa jualan memang dari sebelum subuh. Malah kalau ikan sudah dari malam. Sayur lewat tengah malam. Kalau ada apa-apa kaya tawuran kemarin kan otomatis kita enggak mungkin nekat dagang, dapat makannya dari mana? Ya Pak polisi bisa bantu jaga biar aman lah," jelas dia.

Rasa trauma ternyata masih dimiliki para pedagang yang umumnya telah lama berjualan di sana. Marsi misalnya, ia bersama rekan-rekan pedagang disana pernah mengalami ketakutan saat bentrokan besar terjadi di Kramatjati beberapa tahun silam.

"Iya 2009 besar-besaran mas. Sampai celurit-celuritan pernah. Bacok-bacokan gitu. Kita semua sampai enggak dagang. Kita semua pingin rukun. Di sini dagang dari mana-mana asalnya. Tujuannya sama-sama cari duit. Kalau rukun tentram kan enak, rezeki mengalir," pungkas Marsi.

Meski kemarin terjadi bentrokan antara warga dengan sejumlah anggota ormas, namun aktivitas di pasar Kramatjati tetap berjalan seperti biasanya. Ketakutan yang dirasakannya dapat teratasi dengan disiagakannya beberapa personel kepolisian di sekitar lokasi, dan sistem keamanan lingkungan (siskamling) yang dilakukan warga setempat.

Sebelumnya, Ormas Forum Betawi Rempug (FBR) terlibat ricuh dengan warga di Pasar Gembrong, Jakarta Timur. Akibat kejadian tersebut, 1 orang warga terkena sabetan senjata tajam.

"Ada tukang parkir menggunakan identitas ormas PP (Pemuda Pancasila), mereka (ormas FBR) langsung menyerang dan mengejar," kata Kapolsek Jatinegara Kompol Suwanda saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta.

Suwanda menambahkan, ada sekitar 30 anggota FBR yang mengejar anggota ormas tersebut. Namun begitu, pihaknya belum mengetahui motif dari aksi itu.

Kericuhan kembali terjadi di Jalan Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta Timur. Seorang anggota FBR mengalami babak belur dihajar massa dan 2 sepeda motornya juga dirusak warga.

Kejadian tersebut berawal saat kelompok FBR memukuli 'pak ogah' karena menghalangi rombongan mereka yang ingin lewat. Karena dianggap menghalangi, seorang anggota ormas kepemudaan itu langsung memukuli kenek truk dan 'pak oga'h. Warga sekitar pun langsung bereaksi yang menyerang balik.

Warga yang mengamuk itu pun membuat seorang anggota FBR yang diketahui bernama Jalu, mengalami luka-luka di bagian wajah. Ia pun saat ini masih menjalani pemeriksaan di RS Budi Asih atas luka lebam yang dialaminya. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya