Liputan6.com, Jakarta Ribuan orang di Malaysia yang menamakan dirinya kelompok Bersih demonstrasi besar-besaran. Mereka menuntut Perdana Menteri Najib Razak mundur terkait skandal keuangan yang menimpa Malaysia.
Demontrasi itu digelar Sabtu (29/8/2015). Gerakan kelompok Bersih itu menyerukan warga untuk turun ke jalan di Kuala Lumpur, Kinabalu, dan Kuching.
Tidak hanya di Malaysia, di Indonesia, sekitar 200 warga negara Malaysia juga menggelar unjuk rasa serupa. Mereka menuntut PM Najib mundur karena tergugah melihat situasi politik di negara asalnya yang dinilai sarat korupsi dan otoriterisme. Mereka berorasi dan menyanyikan lagu kebangsaan Malaysia, Negaraku.
Koordinator Bersih di Indonesia, SN (40) menyatakan, unjuk rasa di depan Liquid Exchange Episentrum Rasuna Said, Jakarta Selatan, untuk mendukung unjuk rasa besar di Malaysia.
"Hari ini dan besok acaranya serentak di dunia. Hari ini di Malaysia dan 40 lokasi seluruh dunia. Kami ingin mendukung kerajaan yang bersih, menyelamatkan ekonomi negara, membersihkan pemerintahan dari Perdana Menteri Najib Razak yang korupsi," kata SN saat demonstrasi.
Kompak memakai baju kuning bertuliskan Bersih-4, SN bercerita bahwa situasi di negerinya tidak lagi penuh kedamaian. Dia berharap, dengan demo besar-besaran ini, komisi pemilu di Malaysia dapat demokratis, negaranya bersih dari korupsi, warga diberi hak bersuara, keberadaan legislator dapat mewakili rakyat, dan kondisi ekonomi Malaysia dapat pulih.
"Demokrasi di Malaysia sudah tidak ada. Pemerintahan yang sekarang seperti diktaktor. Media yang mengkritik pemerintah ditutup, lembaga seperti KPK di Malaysia dilarang melakukan investigasi korupsi pemerintah," kata SN.
Advertisement
Malaysia telah menutup situs internet yang menyebarkan informasi terkait unjuk rasa besar antipemerintah akhir pekan ini. Mengutip pemberitaan BBC, Jumat 28 Agustus 2015, website Bersih.org -- penggagas demo anti-pemerintah -- sudah tidak bisa diakses di Malaysia.
Pihak berwenang sebelumnya telah memperingatkan pada Kamis 27 Agustus, bahwa situs yang mempromosikan dan menyebarkan informasi terkait demonstrasi akan diblokir. Hari ini mereka membuktikan bahwa peringatan itu bukan 'isapan jempol'.
Demonstran mendesak Perdana Menteri Najib Razak mengundurkan diri terkait dugaan korupsi. Najib dituduh menggelapkan US$700 juta atau Rp 9,8 triliun dari sovereign wealth fund. Namun ia menyangkal dugaan tersebut. Dia mengatakan dana yang diterima di akun pribadinya adalah sumbangan politik dari pihak asing.
(Baca: Nama PM Malaysia Najib Razak 'Dibersihkan' dari Korupsi 1MDB)
Terkait demo besar-besaran ini, Malaysian Communications and Multimedia Commission menyatakan bahwa unjuk rasa dapat mengancam keteraturan dan keharmonisan masyarakat. (Mvi/Sun)