Liputan6.com, Pandeglang PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menggelar pelatihan pengolahan hasil perikanan, termasuk teknologi pengawetan dan pengemasan produk bagi istri nelayan dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada 25-26 Februari 2024.
Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para istri nelayan dalam produk olahan perikanan di pasaran. Dengan begitu, tangkapan nelayan bisa diolah secara mandiri menjadi produk bernilai tinggi seperto abon dan dendeng ikan tenggiri, teri balado, serta sambal cumi.
Baca Juga
Senior General Manager Social Responsibility Telkom, Hery Susanto mengatakan, lewat program pemberdayaan tersebut, pihaknya berupaya mendorong perubahan nyata dalam kehidupan para istri nelayan yang terdampak tsunami.
Advertisement
"Mereka tidak hanya mampu bangkit secara ekonomi, tetapi lebih mandiri dan berdaya dalam mengelola usaha berbasis hasil laut, kegiatan ini tidak hanya menghidupkan kembali ekonomi lokal, tetapi meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka secara keseluruhan," katanya.
Di sisi lain, program tersebut pun menjadi komitmen Telkom dalam mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat. Hal itu sejalan dengan Sustainable Development Goals ke-9, yaitu mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta mengembangkan keterampilan baru.
Dapat Sambutan Positif
Kampung Hunian Tetap (Huntap) Desa Sumberjaya adalah salah satu lokasi relokasi bagi para korban tsunami Selat Sunda yang berada di Pandeglang, Banten. Kampung ini dibangun sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menyediakan tempat tinggal lebih aman bagi masyarakat yang terdampak bencana.
Mayoritas warga berprofesi sebagai nelayan dan tidak memiliki pendapatan yang pasti setiap harinya. Hal ini dikarenakan hasil tangkapan ikan segar para nelayan sangat bergantung pada gelombang air laut. Jika gelombang air laut sedang tinggi, maka nelayan tidak mendapatkan penghasilan sehingga kebutuhan keluarga tidak terpenuhi.
Ketergantungan pada hasil penjualan ikan segar dan minimnya diversifikasi produk hasil perikanan masih menjadi tantangan utama bagi masyarakat nelayan di Kampung Hunian Tetap. Maka dari itu, program yang dihadirkan Telkom pun mendapat sambutan positif dari para istri nelayan.
Salah satu istri nelayan, Siti Saidah mengungkapkan, kini dirinya dan para istri nelayan lain bisa mengolah tangkapan ikan sang suami menjadi produk bernilai jual tinggi.
"Dulu kami hanya bergantung pada penjualan hasil tangkapan suami, sekarang kami bisa mengolahnya sendiri menjadi produk yang bernilai tinggi," ungkapnya.
(*)
Advertisement
