12 Pompa Air Dikerahkan Atasi Kekeringan di Bantul

Potensi air yang mengalir ke saluran irigasi dari sumber mata air di Bantul diperkirakan berkurang saat kemarau.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Sep 2015, 08:42 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2015, 08:42 WIB
Jaringan Irigasi
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Bantul - Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama musim kemarau mengoperasikan sebanyak 12 pompa untuk mengangkat air dari sungai. Langkah itu dilakukan guna membantu petani dalam pemenuhan kebutuhan air irigasi pertanian.

"Untuk daerah lahan pertanian yang sulit irigasi, kami memanfaatkan pompa air khusus untuk menyedot air sungai, ada 12 pompa air yang sudah disiapkan," kata Kepala Bidang Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi, Dinas SDA Bantul, Wagiyo di Bantul seperti dikutip dari Antara, Rabu (9/9/2015).

Menurut dia, 12 pompa air yang disediakan dinas berkapasitas 3 inci tersebut untuk membantu petani yang kesulitan irigasi pertanian selama musim kemarau. Mengingat potensi air yang mengalir ke saluran irigasi dari sumber mata air berkurang.

Ia menguraikan, 12 pompa air tersebut tersebar di sejumlah wilayah yang lagan pertanian sulit air seperti Desa Trimulyo Jetis, kemudian wilayah Sungai Progo di Srandakan dan wilayah perbukitan Dlingo berpotensi kesulitan irigasi.

"Dari dinas juga membantu bahan bakar solar untuk operasikan pompa air, kami juga mempunyai petugas dinas yang selalu siap untuk membantu petani dan memantau kondisi air sungai," tutur Wagiyo.

Menurut dia, pompa untuk membantu kelompok tani tersebut sudah merupakan program sejak lama dan mulai rutin dilaksanakan dalam dua sampai tiga tahun terakhir, dalam mengoperasikan pompa air pihaknya melibatkan juru pemantau air.

"Pompa air tidak perlu dikembalikan ke dinas, karena sudah memiliki rumah sendiri, akan tetapi hanya dioperasionalkan pada masa kemarau dan khusus mengambil air sungai," tambahnya.

Ia mengatakan, semua pompa air tersebut sudah beroperasi sejak Juli sampai September ini dengan kebutuhan bahan bakar solar per hari sebanyak 20 liter. Namun pemanfaatan menyesuaikan dengan kebutuhan air irigasi.

"Sebagian besar pompa sudah beroperasi sejak Juli 2015, dan kemungkinan masih berlanjut sampai Oktober-November, karena sesuai perkiraan BMKG musim kemarau berakhir sampai November," pungkas Wagiyo. (Tnt)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya