Cerita Keluarga Korban Tragedi Mina Asal Pontianak

Hingga kini Haris tak percaya dengan kejadian yang menimpa mertuanya.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 25 Sep 2015, 15:50 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2015, 15:50 WIB
20150924-Tragedi Mina-Reuters
Suasana pemukiman sementara umat muslim saat melaksanakan ibadah haji di Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015). Sekitar dua juta umat muslim dari berbagai negara berkumpul untuk melakukan prosesi lempar jumrah di Mina. (REUTERS/Ahmad Masood)

Liputan6.com, Pontianak - Haris Wahyudin (39 tahun) tak menyangka jika salah satu korban tragedi Mina di Mekah adalah mertuanya, Busyaiyah Binti Syahril Abdul Gafar (50). Haris yang merupakan suami dari Susanti (32), anak pertama Busyaiyah, mengatakan mertuanya pergi bersama suaminya Abdul Wahab Idris (60) melalui embarkasi Batam kloter 14 pada Minggu 6 September 2015.

"Putri pertama beliau kirim pesan baik-baik saja saat ada crane jatuh. Saat ada tragedi Mina, adiknya dari Singkawang nonton TV ada nama ibu mereka. Terus berusaha menghubungi hotline tapi putus. Mereka telepon balik dan menyebutkan nama lengkap alamatnya memang benar," ujar Haris di rumah Busyaiyah, Jalan Muhammad Hambal, Nomor 6, Kelurahan Akcaya, Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (24/9/2015).

Hingga kini Haris tak percaya dengan kejadian yang menimpa mertuanya. Dia mengaku pada Kamis kemarin menghubungi kedua orangtuanya dari Pontianak melalui telepon. "Kamis jam 08.00 pagi ngebel (telepon) tidak diangkat karena salat Iduladha. Setelah ditelepon lagi tidak diangkat," jelas Haris.

"Ibu bekerja di kantor Gubernur Kalimantan Barat sebagai Staf Fungsional Umum Biro Perekonomian dan Pembangunan. Bapak pensiunan Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat. Ibu usianya 50  tahun. Bapak 60 tahun. Namun, awalnya kita belum yakin. Apalagi, otoritas sangat sulit dihubungi," jelas Haris.

Sementara itu, Susanti (32), anak pertama dari Busyaiyah,  mengaku dirinya selalu menghubungi ibu dan bapaknya di tanah suci.  

"Ibu dan bapak  tanggal 6 September berangkat. Kemarin SMS, baik-baik aja. Sempat ada crane jatuh ada pesan. Kebakaran hotel ada pesan, baik-baik juga, bapak dan ibu baik-baik aja," jelas Susanti di tempat yang sama.

Hingga tadi malam, keluarganya masih minta kepastian. Pihaknya sudah berupaya menghubungi penyelenggara haji tapi putus. "Dari Mekah ada yang hubungi. Alamat betul di sini lengkap dia jelaskan, cuma saya tidak percaya. Pagi kemarin ada telepon jam 8 pagi gak diangkat. karena lagi salat. Ditelepon balik gak diangkat bapak dan ibu. Sampai sekarang tidak aktif. Dari pihak Mekah, kabarnya meninggal," pungkas Susanti. (Ron/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya