Liputan6.com, Jakarta - Selasa, 5 November 2013, India membuat dunia tercengang. Negara yang tak diperhitungkan dalam teknologi antariksa itu berhasil meluncurkan satelit ke Mars.
Satelit robotik Mangalyaan atau Mars Orbiter Mission (MOM) tiba di Planet Merah pada Rabu, 24 September 2014 pukul 07.41, hanya berselang dua hari setelah wahana milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Maven sampai ke Mars.
Dengan pencapaian itu, India menjadi yang keempat di dunia, setelah AS, Rusia, dan Eropa yang sukses melakukan misi ke Mars.
Hebatnya, semua itu dilakukan dengan dana minim, lebih rendah daripada pembuatan film Hollywood, Gravity. Biaya total yang dikeluarkan India untuk misi besar ini adalah 4,5 miliar rupee atau US$ 74 juta.
India juga menjadi negara pertama yang sukses di upayanya yang pertama. Sekali coba langsung tembus ke Planet Merah!
"Kami ingin menunjukkan, apa yang kami sebut sebagai teknologi efektif berbiaya rendah, yang dapat membawa Anda ke luar angkasa," kata Duta Besar India untuk Indonesia, Gurjit Singh dalam program "The Ambassador".
Selain ke Mars, India juga telah meluncurkan misi Chandrayaan ke Bulan. Apakah Indonesia bisa menyusul keberhasilan India di bidang antariksa?
Menjawab pertanyaan itu, Dubes Singh mengaku yakin. "Saya selalu percaya apa yang bisa dilakukan India bisa juga dilakukan Indonesia, karena kita adalah partner," tutur dia.
Dubes India menambahkan, pihaknya juga siap meluncurkan satelit mikro buatan Indonesia ke angkasa luar. "Pada akhir bulan ini," kata dia. "Kita punya perjanjian terkait ilmu pengetahuan dan luar angkasa."
Baca Juga
Satelit Lapan A2/Orari rencananya akan digendong roket milik India, dan rencananya bakal meluncur ke luar Bumi pada 27 September 2015.
Satelit yang memiliki berat 78 kilogram tersebut dilepas ke India oleh Presiden Joko Widodo pada 3 September 2015.
Yang membanggakan, Lapan A2/Orari adalah satelit pertama yang murni dibuat secara mandiri oleh ahli Indonesia, tanpa bantuan asing.
Advertisement
Masala Bumbu
Selain soal kerja sama antariksa, Dubes Gurjit Singh juga menekankan arti penting hubungan India dan Indonesia yang telah terjalin lama. " Kita bukan hanya dua negara, namun dua negara dengan sejarah persahabatan, persaudaraan, yang tak pernah tercederai konflik," kata dia.
Untuk memperkuat persahabatan kedua bangsa, Dubes Singh mencetuskan ide pembuatan buku. Pertama, komik tentang hubungan Indonesia yang ditujukan pada generasi muda.
Yang kedua diberi judul Masala Bumbu. Sekilas, buku itu mirip kumpulan resep. Gambar merica, pala, cabai, kayu manis, cengkih, dan daun salam menghiasi sampulnya.
"'Masala' adalah bahasa India untuk 'bumbu'. "India dan Indonesia punya banyak kesamaan," kata Dubes Singh.
Saksikan tayangan video wawancara "The Ambassador" dengan Duta Besar India untuk Indonesia, Gurjit Singh. Ada kejutan kecil dari Pak Dubes di akhir tayangan.
(Ein/Ans/Sar)