Korban Koma Tragedi Mina Juga Diidentifikasi DVI Polri

Anton berharap, sidik jari para korban wafat tragedi Mina masih utuh. Sehingga mudah diidentifikasi dengan alat tersebut.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 05 Okt 2015, 12:17 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2015, 12:17 WIB
Segmen 1: Jemaah Haji WNI Hilang hingga Berebut Daging Kurban
10 Jemaah haji asal Indonesia yang belum diketahui keberadaannya pasca-tragedi Mina, hingga pembagian daging kurban di Cimahi nyaris ricuh.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Disaster Victim Indentification (DVI) Polri terus berupaya mengindentifikasi jenazah korban tragedi Mina, Arab Saudi. Baik jenazah jemaah haji Indonesia maupun jemaah dari negara lain.

Direktur Eksekutif DVI Polri Kombes Anton Castilani mengatakan, timnya tidak hanya mengidentifikasi jenazah, melainkan juga korban luka yang tidak memiliki tanda pengenal.

"Giat DVI di Mina bukan hanya korban meninggal, tapi juga untuk korban hidup yang tidak dapat diidentifikasi. Misalnya korban koma dan tidak ada tanda pengenal sama sekali," kata Anton dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (5/10/2015).

Anton menjelaskan, dalam mengidentifikasi para korban, pihaknya dibekali sejumlah peralatan yang dibawa dari Tanah Air. Di antaranya alat mobile scanner, yang digunakan untuk memeriksa data korban lewat sidik jari dan kelopak mata.

"Sidik jari jenazah atau korban nantinya di-scan dengan alat tersebut, kemudian dihubungkan dengan database e-KTP bekerja sama dengan Dukcapil Kemdagri. Kalau ada data yang cocok akan terbaca," ucap dia.

Anton berharap, sidik jari para korban wafat tragedi Mina masih utuh, sehingga mudah diidentifikasi dengan alat tersebut.

"Keterbatasannya adalah hanya untuk sidik jari yang relatif masih baik. Namun dengan kemampuan teknis rekan-rekan Inafis, mampu memperbaiki kerusakan kontur-kontur pada kulit jari tangan tersebut," pungkas Anton.

Tragedi Mina, Arab Saudi terjadi pada Kamis 24 September 2015, saat jemaah haji akan melaksanakan lontar jumrah di Jamarat, Mina. Tragedi ini menelan lebih dari 700 nyawa dan melukai lebih dari 800 jemaah haji dari berbagai negara, termasuk jemaah haji Indonesia.

Diduga, wafatnya ratusan jemaah haji ini lantaran jemaah terinjak-injak jemaah lainnya, akibat kapasitas berlebihan di jalur 204. Selain itu, diduga akibat jemaah terlalu letih dan suhu panas yang cukup ekstrem. (Rmn/Sss)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya