Dapat Akses, DVI Polri Akan Cepat Identifikasi WNI Korban Mina

Muhammad Masudi mengaku mendapat akses untuk mengidentifikasi beberapa pasien dari Indonesia yang dirawat di rumah sakit.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Okt 2015, 08:58 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2015, 08:58 WIB
20150924-Tragedi Mina-Reuters
Suasana pemukiman sementara umat muslim saat melaksanakan ibadah haji di Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015). Sekitar dua juta umat muslim dari berbagai negara berkumpul untuk melakukan prosesi lempar jumrah di Mina. (REUTERS/Ahmad Masood)

Liputan6.com, Mekah - Bermodal akses yang diberikan otoritas Arab Saudi, tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri menargetkan bisa cepat mengidentifikasi jemaah haji Indonesia yang menjadi korban tragedi Mina, baik yang masih terbaring di rumah sakit maupun yang sudah meninggal.

"Hari ini kami tim diberikan akses seluas-luasnya oleh Pemerintah Arab Saudi di beberapa rumah sakit di Jeddah," kata Ketua Tim DVI Mabes Polri Kombes Polisi dr Muhammad Masudi di Mekkah, Arab Saudi, Minggu 4 Oktober malam, usai melakukan koordinasi dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang dipimpin langsung Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Djamil.

Pada kesempatan itu, Muhammad Masudi mengaku mendapat akses untuk mengidentifikasi beberapa pasien dari Indonesia yang dirawat di rumah sakit. "Ada yang dalam keadaan koma dan sakit, ada juga yang dalam keadaan sadar," kata dia.

Masudi berharap, dengan akses yang diberikan Pemerintah Arab Saudi, timnya bisa mempercepat identifikasi jemaah haji Indonesia yang menjadi korban, terutama mereka yang meninggal dalam peristiwa Mina.

"Target kami dapat mengidentifikasi jenazah yang disajikan kepada kami," ucap Muhammad Masudi seperti dikutip dari Aantara, Senin (5/10/2015).

Dalam identifikasi kali ini, tim DVI harus menghadapi masalah jenazah yang sudah 10 hari berada di pemulasaran mayat. Namun kata Masudi, selama secara fisik jenazah tersebut masih ada dan disimpan dengan baik, maka kerusakan mayat tidak terlalu parah, dan masih bisa diidentifikasi dengan menggunakan data dari sistem informasi dan komputerisasi haji (siskohat) Kemenag, yang berisi data jemaah termasuk foto dan sidik jari.

Sementara itu Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Abdul Djamil berharap, Tim DVI juga mendapat akses yang luas di pemulasaran mayat, Al Muashim, Mekah, sehingga bisa mempercepat kejelasan status 28 jemaah haji Indonesia yang belum kembali ke pemondokan mereka.

"Dengan adanya 10 personel dari Tim DVI yang bergabung, kami harapkan mereka bekerja dengan leluasa untuk mengidentifikasi korban di pemulasaraan jenazah," ujar Djamil.

Untuk itu, kata dia, Tim DVI dan tim perlindungan jemaah PPIH melakukan rapat teknis dan rekonsiliasi data untuk bersinergi menemukan jemaah Indonesia yang belum kembali ke pemondokan.

Sampai Minggu pukul 08.00 Waktu Arab Saudi (WAS), PPIH Arab Saudi telah berhasil mengidentifikasi 100 jemaah haji Indonesia yang menjadi korban tragedi Mina. Lima di antaranya WNI yang telah bermukim di Arab Saudi. Selain itu, 6 jemaah masih dirawat di rumah sakit dan 25 jemaah telah kembali ke pemondokan mereka.

Kepala Daker Mekah Arsyad Hidayat mengatakan, jumlah tersebut merupakan 82 persen dari total jemaah yang dilaporkan hilang setelah tragedi Mina. (Sun/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya