Garap MRT, Ahok Panggil Ahli Mesin Indonesia di Luar Negeri

Mantan Bupati Belitung Timur itu sangat senang melihat hasil kerja bor raksasa, Antareja.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 08 Okt 2015, 11:28 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2015, 11:28 WIB
20151008-Jokowi Ajak Ahok Tinjau Pengeboran Terowongan MRT di Senayan
Presiden Jokowi (kanan) didampingi Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dan Dirut MRT Jakarta Dono Boestami (tengah) meninjau pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) titik lokasi Patung Pemuda, Senayan, Jakarta, Kamis (8/10). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok baru saja meninjau pengeboran tanah, untuk pengerjaan proyek Mass Rapid Transit (MRT) bersama Presiden Joko Widodo. Wajahnya begitu berbinar, karena seluruh pekerjaan berjalan sesuai rencana.

Pengeboran ini memang menggunakan tenaga ahli dari Jepang. Tapi, kehadiran mereka hanya sebentar di Jakarta. Pekerjaan akan dilanjutkan para ahli mesin Indonesia yang kini bekerja di luar negeri.

"Sudah jalan 2 bulan, nanti semua diserahkan pada teknisi, kita kerjain. Jadi 2 bulan saja Jepang (kerjakan). Jadi ada ahli teknologi itu, presiden yang senang. Ada berapa orang Indonesia yang pernah kerja di Singapura dan Malaysia kita tarik juga," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Kamis (8/10/2015).

Mantan Bupati Belitung Timur itu sangat senang melihat hasil kerja bor raksasa bernama Antareja itu. Sistem kerja Jepang juga terbilang rapi, karena semua alat yang masuk sudah tercatat dengan barcode. Pembetonan setelah pengeboran juga sangat baik.

"Kualitasnya bagus sekali. Sampai ujungnya saja beton gitu besar. Ujungnya itu seperti keramik. Saking halus bagusnya dan ada barcode nomor mesin, kalau masuk semua di-scan dengan barcode. Jadi ini luar biasa. Mesin kedua beda sebulan harus jalan," jelas Ahok.

Ahok tidak mau ambil pusing terkait belum adanya regulasi tentang ruang bawah tanah. Yang saat ini dibutuhkan, keberanian memutuskan pembangunan alat transportasi massal seperti ini.

"Yang penting kita putusin saja. Regulasi nanti nyusul kita cepatin. Kan, ini kan barang baru dan peradaban baru kita," tutup Ahok. (Rmn/Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya