JK: Harusnya Indonesia Negara Penuh Toleransi

Bentrok antarkelompok masyarakat di Aceh Singkil, menjadi perhatian sejumlah pihak. Tak terkecuali Wakil Presiden Jusuf Kalla.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 14 Okt 2015, 13:14 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2015, 13:14 WIB
20151014-Wapres Jusuf Kalla Hadiri Zikir Akbar Tahun Baru Islam di Masjid Istiqlal-Jakarta
Wapres Jusuf Kalla (tengah) ketika menghadiri zikir dan tausiah akbar di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (14/10). Kegiatan yang diikuti ratusan jamaah itu dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1437 Hijriyah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bentrok antarkelompok masyarakat di Aceh Singkil, menjadi perhatian sejumlah pihak. Tak terkecuali Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Kalla menilai peristiwa bentrok dan pembakaran rumah ibadah di Aceh Singkil seharusnya menjadi cerminan untuk lebih memperkuat toleransi seluruh masyarakat.

"Harusnya Indonesia ini negara yang penuh toleransi, menghargai seluruh agama, seluruh masyarakat," kata pria yang akrab disapa JK itu dalam acara peringatan Tahun Baru Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (14/10/2015).

Dengan penduduk mayoritas muslim, JK berharap Indonesia tidak mengikuti jejak negara muslim lainnya di Timur Tengah yang terus dilanda konflik. Apalagi saat ini, di sejumlah negara timur tengah banyak warga yang hijrah ke negara lain karena perang saudara.

"Kita tidak ingin terjadi seperti negara Islam yang lain, sungguh menyedihkan, hijrah dari negara yang dulu negara Islam yang baik, bersejarah, sekarang jadi tempat saling membunuh," ujar JK.

Bentrokan antar-warga terjadi di Kabupaten Aceh Singkil, Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Akibat kejadian ini, seorang warga tewas dan 4 lainnya luka-luka. Diduga bentrokan dipicu karena pembakaran rumah tinggal yang dialihfungsikan menjadi tempat ibadah.

Terkait peristiwa ini, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan dan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti agar segera mengambil langkah cepat untuk menghentikan kekerasan. (Han/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya