Liputan6.com, Jakarta - JK mengatakan, tidak semua masyarakat di Indonesia bisa dipuaskan dengan kebijakan yang diambil pemerintah. Dia mencontohkan kebijakan memangkas subsidi BBM yang menimbulkan protes dari sebagian masyarakat. Kabar ini menjadi berita yang banyak dibaca sepanjang Rabu kemarin.
Selain itu, berita tentang detik-detik Kepergian seorang bocah di Riau yang paru-parunya penuh asap serta operasi tangkap tangan yang digelar KPK juga menjadi perhatian pembaca.
Top 5 News Selengkapnya:
Advertisement
1. Tak Semua Puas Jokowi-JK
"Tentu kita tidak bisa memuaskan semua orang. Bahwa ada ketidakpuasan pasti terjadi."
Itulah ucapan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menyikapi setahun pemerintahan Jokowi-JK, di Kantor Wakil Istana, Jakarta, 20 Oktober 2015.
JK mengatakan, tidak semua masyarakat di Indonesia bisa dipuaskan dengan kebijakan yang diambil pemerintah. Dia mencontohkan kebijakan memangkas subsidi BBM yang menimbulkan protes dari sebagian masyarakat. Namun, rasa tidak suka atas suatu kebijakan tidak bisa menjadi penghalang pemerintah.
"Tahun pertama memang waktunya untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang mungkin tidak semua suka seperti kenaikan BBM. Pasti akan protes seperti itu. Begitu juga situasi ekonomi yang di luar kendali kita karena masalah luar," tutur dia.
2. Detik-detik Kepergian Bocah Riau yang Paru-parunya Penuh Asap
Duka mendalam dirasakan Eri Wirya. Kabut asap yang mengepung Pekanbaru, Riau, tak cuma membuat dadanya sesak, tapi juga merenggut buah hati tercintanya.
Ramadhani Lutfi Aerli, bocah 9 tahun itu mengembuskan napas terakhir pada dini hari tadi karena mengalami gangguan pernapasan. Sebelumnya, murid kelas 3 SD di Jalan Sumatera, Pekanbaru, itu sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Santa Maria.
Namun sejumlah perawatan medis tak mampu menyelamatkan nyawanya karena paru-parunya sudah dipenuhi asap. Isak tangis ayah-ibu dan keluarganya tak terbendung. Setelah disemayamkan beberapa jam di rumah duka, akhirnya jenazah Ramadhani dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Air Hitam, Pekanbaru.
3. Kapal Ini Selamat dari Perompak karena TNI
Kapal TB Bukit Prima 01 selamat dari perompakan 3 kapal pancung di perairan Tanjung Dato, Kepulauan Riau (Kepri). Mereka selamat berkat patroli kapal perang Angkatan Laut KRI Kujang-642 yang tengah melintas di perairan itu, Selasa 20 Oktober 2015.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama M. Zainudin mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIB, ketika KRI Kujang-642 mengkontak kapal TB Bukit Prima 01 melalui radio VHF Charge dan meminta keterangan dari kapal tersebut.
"Melihat keberadaan KRI, tiga boat yang merapat tersebut langsung melarikan diri dan meninggalkan TB Bukit Prima 01," ujar Zainudin melalui siaran persnya, Rabu (21/10/2015).
4. Operasi Tangkap Tangan, KPK Tangkap 6 Orang
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi tangkap tangan atau OTT salah satu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Diduga terkait dengan mega proyek di Sulawesi Selatan.
Oknum anggota dewan itu ditangkap oleh KPK bersama dengan 6 orang lainnya. Saat ini mereka sudah diamankan di gedung lembaga antirasuah itu.
Selain anggota DPR, menurut sumber Liputan6.com di gedung KPK, di antara 6 orang yang diamankan itu terdapat salah seorang pejabat daerah. Namun belum diketahui daerah mananya.
Sementara itu, lokasi OTT tersebut kabarnya dilakukan di Jakarta pada Selasa (20/10/2015) sore tadi.
5. Ahmed 'Pembuat Jam yang Dikira Bom' Pindah ke Qatar?
Setelah akhirnya bertemu dengan Presiden Obama pada Selasa 20 Oktober malam waktu setempat, Ahmed Mohamed remaja berbakat pembuat jam dan keluarganya berencana meninggalkan Amerika Serikat untuk masa depan yang lebih baik.
Padahal, sekolah-sekolah dari segala penjuru AS telah menawari remaja itu pindah ke sana, setelah ia dilaporkan membawa bom -- yang ternyata adalah jam -- oleh sekolahnya SMA Irving MacArthur dan digiring ke kantor polisi, bulan lalu. Baca: Bawa Jam Buatan Tangan ke Sekolah, Bocah 14 Tahun Diborgol
Namun, tampaknya, sebuah tawaran dari Timur Tengah telah membuat keluarga itu tergoda. Keluarga Mohamed mengumumkan bahwa mereka menerima sebuah tawaran dari sebuah yayasan di Doha, Qatar untuk memberi sekolah dan kuliah gratis di Negeri Petrodolar itu.
(Ado/Mar)