Kejar Ketertinggalan, Murid di Riau 'Dipaksa' Tembus Kabut Asap

Para pelajar di Pekanbaru, Riau, kembali ke sekolah meskipun kabut asap belum reda.

oleh M Syukur diperbarui 22 Okt 2015, 15:48 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2015, 15:48 WIB
Murid di Pekanbaru 'Dipaksa' Tembus Kabut Asap
Para pelajar di Pekanbaru, Riau kembali ke sekolah meskipun kabut asap belum reda. (M Syukur/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Para pelajar di Pekanbaru, Riau, kembali ke sekolah meskipun kabut asap belum reda. Murid-murid dari SD hingga SLTA sederajat itu 'dipaksa' menembus pekatnya kabut asap dengan jarak pandang hanya 100 meter.

Mereka diwajibkan menggunakan masker dan harus terus berada di kelas. Para murid juga diharuskan banyak minum air. "Selama berada di sekolah, murid selalu berada dalam ruangan kelas," ucap Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Zulfadil di Pekanbaru, Riau, Kamis (22/10/2015).

Zulfadil menjelaskan, hanya aktivitas pendidikan anak usia dini (PAUD) yang diliburkan. Keputusan ini diambil setelah dirinya mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau dan Walikota Pekanbaru Firdaus MT.

Zulfadil mengatakan, kegiatan belajar-mengajar itu dimulai pukul 07.30 WIB dan pulang sekitar pukul 11.30 WIB. "Sementara pada Jumat dan Sabtu depan diliburkan," tutur Zulfadil.

Seorang siswa di SMA Jalan Garuda Sakti Pekanbaru, Mike Nurjannah, merupakan salah satu siswa yang terpaksa berangkat ke sekolah. Mike mengaku mendapatkan kabar tentang dimulainya aktivitas sekolah dari pesan berantai yang dikirim teman sekelasnya.

"Ke sekolah untuk mengambil tugas dan menerima penjelasan tugas yang harus dikerjakan di rumah. Setelah mengambil tugas, kami pulang pukul 11.30 WIB," ujar dia.

Selama kabut asap menerpa Pekanbaru, para siswa di Pekanbaru selalu mendapat tugas rumah untuk mengejar ketertinggalan pelajaran. Hampir setiap hari ada tugas yang diberikan guru.

"Setiap hari ada tugas dan diantarkan ke sekolah. Di sekolah, masih ada tugas atau pekerjaan rumah yang harus diambil lagi. Begitu setiap harinya," kata siswa jurusan IPA itu.

Dirinya mengaku hampir bosan dengan tugas yang menumpuk itu. Tapi hal itu wajib dikerjakan untuk mengejar ketertinggalan pelajaran selama ini.

"Apalagi ujian tengah semester tidak dilaksanakan karena asap, penggantinya adalah tugas," ucap Mike.

Berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, jarak pandang di Pekanbaru pada pagi hari hanya 100 meter. Hal itu disebabkan kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan.

"Jarak pandang paling buruk terjadi di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, yaitu 50 meter. Kemudian Kota Dumai 200 meter dan Kabupaten Pelalawan 80 meter," tandas Sugarin. (Ndy/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya