Misbakhun Golkar Apresiasi Kinerja Pemerintahan Jokowi - JK

Pemerintah saat ini bekerja sangat berat karena semuanya dilakukan di tengah peninggalan peninggalan situasi ekonomi rezim sebelumnya.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 27 Okt 2015, 16:21 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2015, 16:21 WIB
Terdakwa kasus pemalsuan "letter of credit (L/C)" Bank Century, Mukhamad Misbakhun (tengah) keluar dari ruang sidang di PN Jakpus. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Menanggapi hasil survei Center Strategic for International Studies (CSIS), yang baru dirilis beberapa waktu lalu, Anggota Komisi XI yang membidangi moneter dan perbankan, M Misbakhun, menilai kondisi perekonomian masih dalam kondisi yang normal dan bagus.

Menurut Misbakhun, berbagai indikator menunjukkan kinerja Tim perekonomian Pemerintah Jokowi-JK sudah melaksanakan tugas dengan baik, walaupun CSIS sendiri menilai kondisi ekonomi di bawah pemerintahan Jokowi-JK sedang anjlok.

Bahkan, kata dia, mayoritas Anggota Komisi XI DPR menilai, kondisi saat ini masih dalam situasi yang sangat bagus. Sebab pertumbuhan ekonomi kuartal III masih di angka 4,85 persen, lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal II yang 4,67 persen.

"Pertumbuhan ekonomi 4,85 persen itu terbaik nomor 5 di dunia setelah India 7,4 persen, China 6,8 persen, Vietnam 6,1 persen, dan Filipina 5,7 persen," kata Misbakhun dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/10/2015).

Ditambahkan politisi Golkar ini, Pemerintah juga berhasil menekan angka inflasi hingga masih 2,8 persen pada periode Januari-September 2015.

Harus menjadi catatan bahwa semuanya dilakukan di tengah peninggalan peninggalan situasi ekonomi yang tanpa fundamental baik oleh rejim lama.

Kata Misbakhun, situasi itu ditambah dengan keadaan ekonomi global yang melambat dan memiliki ketidakpastian yang tinggi. Terbukti, lanjut dia, semua itu ternyata masih bisa ditangani dengan baik oleh Tim Ekonomi Presiden Jokowi.

"Ketahanan dan daya tahan fiskal bisa dikelola dengan baik melalui program pembangunan yang pro rakyat. Ruang fiskal yang lebar diciptakan untuk memperkuat belanja modal pemerintah membangun infrastruktur untuk mempertahankan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan," jelas Misbakhun.

Survei CSIS menunjukkan masih banyak publik yang tidak puas dengan kinerja Jokowo-Jusuf Kalla dalam satu tahun terakhir. Ketidakpuasan paling besar terjadi pada bidang ekonomi.

Yakni sebanyak 69,1 persen menyatakan tidak puas. Hanya 30 persen publik yang puas dengan kinerja di bidang ekonomi. Pelemahan ekonomi yang terjadi dalam satu tahun pemerintahan, ditengarai sebagai penyebabnya. (Dms/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya