Padamkan Kebakaran Lahan di Sumsel, Gajah pun Dikerahkan

Gajah digunakan sebagai alat transportasi pemadaman kebakaran lahan melalui jalur darat di Sumsel.

oleh Nefri Inge diperbarui 03 Nov 2015, 03:25 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2015, 03:25 WIB
Kebakaran lahan
Gajah digunakan sebagai alat transportasi pemadaman kebakaran lahan melalui jalur darat di Sumsel. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Memasuki awal November 2015, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan dan Satgas Pemadam Kebakaran Lahan dan Hutan masih berjibaku memadamkan hotspot atau titik panas di beberapa kabupaten di Sumsel.

Pemadaman api tidak hanya berfokus dari udara saja. Satgas yang bertugas di darat juga terus berupaya memadamkan kebakaran lahan dan hutan. Salah satunya dengan menggunakan gajah sebagai alat transportasi pemadaman darat. Tepatnya di Muara Sugihan, kawasan Suaka Marga Satwa, Kabupaten Banyuasin.

Gajah digunakan sebagai alat transportasi pemadaman kebakaran lahan melalui jalur darat di Sumsel. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Untuk mengatasi kebakaran lahan dan hutan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menambah armada pesawat pemadam. Namun hingga kini pesawat tambahan belum sampai ke Sumsel.

"Belum ada (pesawat tambahan). Saat ini kita akan memperbanyak penyemaian garam di awan penghujan dan kita butuh pesawat tambahan untuk penyemaian garam dan water boombing ke berbagai titik kebakaran lahan," ucap Kepala BPBD Sumsel Yulizar Dinoto kepada Liputan6.com di Palembang, Senin 2 November 2015.

Ia menjelaskan, beberapa hotspot di sejumlah kabupaten masih terus berkobar, mulai dari Kabupaten Ogan Ilir (OI), Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin hingga Ogan Komering Ilir (OKI).

Yang paling terbanyak masih di Kabupaten OKI, yakni 70 titik hotspot. Pascapemadaman api oleh pesawat bantuan negara tetangga, imbuh Yulizar, titik api memang berkurang.

Namun, kawasan kebakaran lahan terutama di Kabupaten OKI merupakan lahan gambut, sehingga sulit untuk memadamkannya. "Di atas lahan memang sudah padam, tapi gambut di bawah yang terbakar berpotensi lagi terjadi kebakaran," tutur Yulizar.

Saat ini baru ada 6 helikopter, 2 air tractor dan 2 pesawat E-200 12 yang memuat 12 ton air -- sewa dari Rusia yang dioperasikan untuk pemadaman kebakaran lahan di Sumsel.

Sebelumnya, Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan, pemerintah akan menambah 5 pesawat Fixed Wings untuk membantu pemadaman kebakaran di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

"Akan ada penambahan 5 unit pesawat Fixed Wings untuk Sumatera dan Kalimantan. Akan disewa, tapi bukan dari luar negeri. Jadi tidak perlu berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri (Menlu Retno LP Marsudi)," pungkas Willem. (Ans/Mar)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya