Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak mau mundur menghadapi perseteruan dengan pengelola TPST Bantar Gebang, PT Godang Tua Jaya. Dia tidak ingin lembaga negara justru ciut dengan aksi premanisme seperti ini.
"Solusi pertama adalah negara enggak boleh kalah dengan premanisme, menurut saya gitu lho. Itu yang penting," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Menurut dia, penghadangan truk sampah berpengaruh pada masyarakat sekitar jalan menuju Bantar Gebang. Sampah yang lama mengendap akan lebih busuk dan menimbulkan bau yang lebih menyengat.
"Sekarang kamu kalau tahan saya 1-2 hari sampah yang dikirim lebih busuk enggak? Lebih bau lebih busuk. Terus kamu batasin kendaraan jalan, kamu sudah tahu kendaraan saya enggak cukup sekarang. Kita dari tahun 2013-2015 dikerjain terus beli mobil. Saya enggak tahu suudzon, ada mafia atau apa, saya enggak tahu," jelas Ahok.
Anehnya lagi, lanjut dia, truk dioperasikan oleh PT Godang Tua Jaya tidak diprotes, meski melintas di luar jam ketentuan.
Â
"Terus saya mau tanya pernah enggak dulu ketika saya biarkan mobil swasta GTJ yang kerja, pernah enggak orang mempermasalahkan jam operasional? Enggak pernah denger kita. Nah, sekarang kamu batasin? Truk kita enggak cukup. Enggak apa-apa. Saya sampaikan saja siapapun yang memainkan DKI, saya orang yang sangat tahan hadapi kalian," tukas Ahok. (Bob/Sss)