Liputan6.com, Jakarta - Embusan isu reshuffle Kabinet Kerja semakin kencang saat Presiden Joko Widodo bertemu dengan partai pendukung pemerintah di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha menyarankan agar Presiden Jokowi memiliki parameter yang jelas.
"Saya yakin dari 34 menteri itu kalau kerjanya belok-belok, saya yakin tidak pernah membaca Nawa Cita yang digagas Presiden Jokowi. Pergantian menteri-menteri itu penting juga bagi Jokowi, penting juga bagi rakyat sepanjang memenuhi parameter-parameter yang publik inginkan," ujar Syaifullah, di Jakarta, Jumat (13/11/2015).
Politikus PPP ini mencontohkan parameter itu terkait pencapaian seorang menteri dalam meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
"Target PNBP-nya Rp 500 miliar tahun ini, 2 bulan lalu baru tercapai Rp 30 miliar, apakah itu baik," tutur Syaifullah.
Baca Juga
Menurut dia, presiden harus teliti saat memilih menteri yang harus di-reshuffle. Terlebih, reshuffle sesungguhnya dilakukan untuk kepentingan presiden sendiri.
"Reshuffle itu untuk siapa? Ya tentu untuk presiden karena dia yang memiliki hak prerogatif untuk menetapkan para menteri yang merupakan pembantu-pembantunya," ujar Syaifullah.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan tertutup dengan partai-partai pendukung pemerintah di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, yang dilaksanakan secara tertutup. Namun, belum jelas pertemuan itu untuk membahas soal reshuffle jilid II Kabinet Kerja atau tidak. (Bob/Ans)