Kapolda Tito: Teroris Jakarta Levelnya Belum Sekelas Paris

Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengundang 36 duta besar negara sahabat untuk membahas potensi terorisme di Ibu Kota.

oleh Audrey Santoso diperbarui 18 Nov 2015, 21:21 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2015, 21:21 WIB
20151013-Tito-Karnavian
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Tito Karnavian (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengundang 36 duta besar negara sahabat untuk membahas potensi terorisme di Ibu Kota.

Bertempat di Gedung Utama Polda Metro Jaya, jenderal bintang 2 ini memaparkan analisis kepolisian di mana orang-orang yang terpetakan masuk dalam jaringan militan Islam di wilayah hukum Polda Metro Jaya belum memiliki kapabilitas untuk melakukan aksi teror seperti di Paris, Prancis pekan lalu.

"Analisis ancaman terorisme selalu kita melihatnya intens niat, kesempatan, dan kapabilitas. Nah sekarang kita lihat, niat kemungkinan ada, kesempatan mungkin ada tetapi kapabilitas (pelaku teror) yang mungkin belum ada," ungkap Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (18/11/2015).

Direktur Institute for Policy and Analysis Conflict (IPAC) Sydney Jones menerangkan, sejak tahun 2009 kemampuan polisi Indonesia dalam mendeteksi embrio teroris berkembang pesat, pengawasan terhadap kelompok-kelompok teroris pun makin ketat, sehingga ruang gerak para militan untuk berkembang menjadi semakin sempit.

Namun perlu dikhawatirkan juga jika para militan akhirnya mengembangkan kapabilitas teror mereka ke Suriah.

"Karena sejak 2009, polisi di Indonesia begitu hebat dan mereka (teroris Indonesia) belum kompeten. Tapi bisa jadi jauh lebih profesional kalau ada yang sudah berlatih dan ikut bertempur di Suriah. Saya kira sekarang ini mereka (teroris Indonesia) tidak punya kapasitas untuk melakukan serangan seperti di Paris. Tapi bahwa mereka ada keinginan, kemungkinan iya," ujar Jones.

Meski analisis saat ini menyatakan Indonesia, khususnya Jakarta aman dari kemungkinan aksi terorisme, Sydney mengingatkan kembali bahwa aparat keamanan harus terus waspada.

Karena berdasarkan data yang dimiliki pihaknya, banyak warga Indonesia yang bergabung dengan ISIS dan diduga mengikuti pelatihan perang di Suriah. Tak menutup kemungkinan seusai pelatihan , mereka kembali ke Indonesia dengan kemampuan teror yang jauh lebih profesional.

"Begitu banyak orang sekarang ini bergabung dengan ISIS. Bahwa Indonesia harus siap, bahwa mereka harus siap bahwa lambat laun mereka akan kembali," ujar Sydney. (Ron/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya