Liputan6.com, Jakarta - Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya percaya bahwa TNI AU lebih dulu telah mempertimbangkan matang-matang soal pembelian helikopter VVIP Agusta Westland AW101.
"Paling tidak helikopter AW101 lebih baik dari helikopter Super Puma yang dimiliki saat ini. Tapi harus saya cek ke KSAU nanti. Mungkin TNI AU mempertimbangkan Agusta itu lebih bagus dari yang ada sekarang," kata Luhut di kantor DPP Golkar, Jakarta, Kamis (25/11/2015).
Dia kembali menegaskan, pihak TNI AU pasti punya alasan kuat kenapa membeli AW101. Terlebih lagi Super Puma yang dimiliki saat ini sudah berusia 25 tahun.
"AW101 yang dibanderol seharga 55 juta USD itu dinilai maksimal untuk kenyamanan dan keamanan. Tapi akan kita pastikan lagi," tutur Luhut.
Sebelumnya, KSAU Marsekal TNIÂ Agus Supriatna menegaskan, pembelian Helikopter tersebut bukanlah permintaan Presiden Joko Widodo. Hal itu sudah masuk dalam rencana strategi pihak TNI AU untuk meningkatkan profesionalisme anggotanya yang sudah masuk dalam alokasi anggaran atau pagu.
"Jangan ada kata-kata helikopter ini atas permintaan Presiden. Ini ya sudah sesuai rencana anggaran yang sudah disepakati," kata Agus di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Kamis (26/11/2015).
Dia juga menuturkan, pembelian helikopter itu sudah dulu melalui kajian yang panjang di internal TNI AU.
"Jangan dipolitisisasi. Ini rencana saya. Pembelian ini akan jadi tanggung jawab saya. Kalau gak dipakai presiden ya dipakai saya," tutur Agus.
Terkait permintaan agar helikopter itu dipasang anti peluru, kata Agus, akan dilihat lagi anggarannya. Bila mencukupi, bisa saja dipasang antipeluru, antijamming, antirudal, dan lainnya.
"Kalau helikopter presiden AS dipasang segala macam, dengan anggaran bisa mencapai 120 juta dollar AS," kata Agus.
Ia berharap satu unit Helikopter AW 101 akan tiba pada tahun 2016. "Insya Allah, sebelum 9 April 2016, helikopter tersebut sudah tiba di Tanah Air," tandas Marsekal TNI Agus. (Dms/Dan)
Energi & Tambang