Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyayangkan sikap masyarakat yang masih memberlakukan hukuman pasung, bagi anggota keluarga atau kerabatnya yang menderita gangguan jiwa. Kasus terakhir, Dartam, warga Banyumas yang dipasung keluarganya sejak 1991 karena stres akut.
"Seyogianya tidak ada lagi pemasungan," ujar Khofifah di Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (27/11/2015).
Menurut Khofifah, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) harus direhabilitas dan diberikan obat. Penyembuhan kepada mereka yang mengalami ganggung jiwa, tidak boleh dilakukan dengan cara 'mengkandangkan' mereka seperti hewan.
Merehabilitas penderita gangguan jiwa pun menjadi tanggung jawab Kemensos. Meski rehabilitas terus dilakukan, sayangnya masih banyak masyarakat yang memilih jalan pintas dengan cara-cara kuno.
"Rehab sosial tugas Mensos, tapi masih banyak masyarakat mengambil jalan pintas. IDGJ itu karena gangguan psikosis. Banyak juga perkerja sosial menerima obat dari BPJS dan bertanggung jawab atas sekian klien," jelas dia.
Karena itu, menteri asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyebutkan, peran keluarga sangat penting dalam masalah ini. Para keluarga harus terus memonitoring bukan menelantarkan.
"Pastikan keluarganya melakukan monitoring. Dari berbagai kasus penelantaran, peran keluarga menjadi penting. Saya ingin mengajak seluruh keluarga memperhatikan seluruh anggota keluarga lain," imbau dia.
Baca Juga
Para keluarga yang saudaranya mengalami gangguan jiwa, kata Khofifah, juga harus memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS). Dengan kartu itu, mereka bisa memperoleh obat yang dibutuhkan. Sebab, pemberian obat kepada penderita gangguan jiwa harus rutin.
"Itu harus kontinu. Karena kita tidak bisa bilang (penyembuhan) ini selesai dalam 3 tahun atau 7 tahun," pungkas Khofifah.
Si Playboy
Kasus pemasungan terakhir yang menjadi sorotan publik menimpa Dartam, warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah. Pria yang dahulunya dicap sebagai playboy ini, harus dipasung sejak 1991 karena mengalami stres akut.
Stress yang dialami Dartam diduga akibat cintanya ditolak gadis pujaan hatinya. Gadis tersebut lebih memilih laki-laki lain. Dartam pun frustasi, mengingat sebelum-sebelumnya ia tak pernah ditolak cintanya oleh gadis-gadis lain.
Dartam pun dipasung lantaran diduga membahayakan warga setempat. Beberapa kali dia berbuat ulah dengan membawa golok. Atas dasar itu, keluarganya 'mengurung' Dartam dalam kandang berukuran 1,5 x 1,5 meter. Pemasungan itu kemudian didukung warga setempat dan berlangsung hingga hari ini. (Rmn/Mut)