Liputan6.com, Jakarta - Karyawan pabrik konveksi, Tujimin (40), menjadi salah satu korban kecelakaan maut Kereta Rel Listrik (KRL) dan Metro Mini 80 jurusan Kalideres-Grogol di Jembatan 5, Angke, Jakarta Barat.
Menurut kerabatnya, gelagat Tujimin sudah aneh sejak pagi hari. Ia terlihat tak bersemangat kerja dan mengaku badannya lemas.
"Pantas saja dari pagi lemas kelihatannya. Tadinya mau enggak kerja tapi dipaksakan," ujar seorang kerabat Tujimin, Sharul (30), di kamar jenazah RSCM, Jakarta Pusat, Minggu (6/12/2015).
Sharul mengatakan, Tujimin tinggal bersama istri, Zubaedah, dan keempat anaknya di daerah Duri Utara RT 11 RW 04, Tambora, Jakarta Barat.
"Dia (Tujimin) kerja di daerah Jelambar, sudah lama jadi tetangga, tapi sudah kayak saudara sendiri, punya 4 anak masih kecil-kecil," kata Sharul.
Baca Juga
Sharul mengaku dimintai tolong untuk mengurus berkas kematian Tujimin karena Zubaedah mengaku tidak kuat melihat kondisi suaminya dan masih belum dapat merelakan kepergian sang suami.
"Dia (istrinya) tidak kuat, jadi tidak ikut datang ke RSCM," ungkap pria berambut plontos yang hanya mengenakan kaos usang, jaket kulit hitam dan celana pendek ini.
Jasad Tujimin pun hampir tak teridentifikasi karena Tujimin tidak membawa kartu pengenal. Beruntung, ponselnya masih bisa menyala sehingga seorang petugas kereta api dapat menghubungi istri korban.
"Dia enggak bawa KTP, handphonenya tapi ditemukan. Untung aja. Akhirnya ada yang mengaku petugas kereta api, telepon ke keluarganya dan ternyata benar jadi korban," pungkas Sharul.
Advertisement