Yandri PAN Duga Ada Kongkalikong di Balik Kontrak Freeport

Ironisnya kehadiran Freeport di negeri ini tidak terlalu banyak membawa kesejahteraan bangsa ini, begitu pun bagi masyarakat Papua.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 12 Des 2015, 14:02 WIB
Diterbitkan 12 Des 2015, 14:02 WIB
Diskusi Polemik Bukan Parlemen Biasa
Wakil Sekjen PAN, Yandri Susanto berdiskusi dalam acara diskusi Polemik Bukan Parlemen Biasa, di Jakarta, Sabtu (11/10/2014) (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengatakan bangsa ini seharusnya bisa lebih banyak mendapat keuntungan dari hadirnya Freeport di Indonesia.

Menurut dia, perusahaan tambang emas milik Amerika Serikat (AS) ini sudah menggali sumber daya alam milik Indonesia dengan nilai fantastis yang kebetulan berdiri di tanah Papua.

"Bagaimana pun Indonesia akan selalu menarik perhatian internasional karena kekayaan alamnya. Namun anehnya, kita seperti kelaparan di tengah lumbung padi sendiri," ujar Yandri dalam diskusi bertajuk Antara Freeport, Politik dan Kekuasaan di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/12/2015).

Dia meyakini ada kongkalikong dan permainan agar Freepot tetap menancapkan kakinya di Indonesia.

"Pelakunya ya para oknum yang mementingkan dirinya sendiri. Jika pun mau diperpanjang, maka harus ada syarat yang dipenuhi oleh Freeport yang hasilnya menguntungkan Indonesia," ucap Anggota Komisi II ini.

Untuk itu, Yandri menegaskan polemik soal kontrak Freeport harus dijadikan momentum untuk mendapatkan solusi yang lebih baik

"Isu sekarang ini sangat bagus, jadi perhatian publik, jadikan momentum bersatu. Itu kekayaan kita, rakyat, penguasa, politikus, kita jadikan untuk ambil alih Freeport sebagai sumber kekayaan kita," kata Yandri.**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya