Liputan6.com, Jakarta - Maroef Sjamsoeddin, yang merupakan purnawirawan Marsekal Muda TNI AU, resmi diangkat sebagai Direktur Utama MIND ID pada tanggal 3 Maret 2025. Pengangkatannya ini menjadi awal yang baru bagi perusahaan tambang milik negara tersebut.
Informasi mengenai pengangkatan ini dikonfirmasi oleh Komisaris Utama MIND ID, Fuad Bawazier. "Iya, betul, betul. (Pergantian Direktur Utama MIND ID dilakukan) tadi jam 14.30 WIB," ungkap Fuad saat dihubungi oleh media melalui telepon, pada hari Senin (3/3/2025).
Advertisement
Baca Juga
Juru Bicara Kementerian BUMN, Putri Violla menjelaskan pergantian susunan manajemen perusahaan pelat merah merupakan sesuatu yang wajar terjadi. Dia bilang, pergantian sosok juga sebagai cara menghadapi tantangan global.
Advertisement
"Kalau bicara mengenai pergantian Direktur Utama itu hal biasa. Yang namanya rotasi tentunya, yang namanya BUMN-BUMN ini kan tantangannya ke depan semakin banyak," kata Putri ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (4/3/2025).
"Nah, kita berikan kesempatan juga kepada sosok yang bisa berikan kontribusi maksimal untuk bisa memimpin MIND ID," tambah dia.
Dia menjelaskan alasan dipilihnya Maroef Sjamsoeddin menggantikan Hendi Prio Santoso di kursi Dirut MIND ID. Menurutnya, Maroef punya pengalaman di BUMN industri pertambangan.
Latar belakang Militer
Maroef Sjamsoeddin memiliki latar belakang yang kuat di bidang militer dan bisnis, sehingga menjadikannya sosok yang diperhitungkan dalam industri pertambangan di Indonesia. Ia dikenal luas berkat perannya dalam mengungkap skandal 'Papa Minta Saham' serta pengalamannya sebagai pemimpin PT Freeport Indonesia.
Dengan pengalaman militer yang cemerlang selama 34 tahun di TNI AU, khususnya di Korps Pasukan Khas (Paskhas) atau yang sering disebut Baret Jingga, Maroef telah menunjukkan dedikasi yang tinggi. Paskhas merupakan satuan khusus yang ada di TNI Angkatan Udara, dan Maroef telah berkontribusi signifikan di dalamnya.
Setelah lulus dari Akademi Angkatan Udara pada tahun 1980, Maroef menempati berbagai posisi strategis, seperti Komandan Skadron 465 Paskhas, Atase Pertahanan RI di Brasil, serta menjabat sebagai Wakil Kepala BIN dari tahun 2011 hingga 2014. Pengalamannya dalam menangani isu-isu pertambangan di Papua pada tahun 2011 juga menjadi modal berharga untuk memimpin MIND ID.
Setelah pensiun dari dunia militer, Maroef Sjamsoeddin melanjutkan kariernya di sektor swasta. Ia pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, yang merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia.
Pengalaman ini memberinya wawasan mendalam tentang pengelolaan perusahaan tambang berskala besar, serta keterampilan dalam menghadapi berbagai tantangan operasional dan berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan yang terlibat.
Dari Angkatan Bersenjata ke Puncak Sektor Pertambangan
Karier Maroef Sjamsoeddin menunjukkan dedikasi serta kemampuan untuk beradaptasi dengan baik dalam berbagai bidang. Ia berhasil melakukan transisi dari lingkungan militer yang disiplin dan strategis ke dunia bisnis yang penuh kompetisi.
Pengalamannya sebagai Direktur Kontra Separatis di BIN dan Penasihat Kepala BIN di bidang Hankam mencerminkan kemampuannya dalam menghadapi situasi yang rumit dan strategis.
Selain itu, perannya dalam mengungkap kasus 'Papa Minta Saham' pada tahun 2015 semakin menegaskan reputasinya sebagai individu yang berani dan memiliki integritas. Kasus yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto ini menunjukkan komitmen Maroef Sjamsoeddin terhadap penegakan hukum dan transparansi.
Kepemimpinan Maroef Sjamsoeddin di MIND ID diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan serta industri pertambangan di Indonesia. Dengan pengalaman yang luas dan reputasi yang solid, ia memiliki modal yang berharga untuk menghadapi berbagai tantangan serta memanfaatkan peluang di masa mendatang.
Dalam konteks ini, Maroef Sjamsoeddin tidak hanya dikenal sebagai pemimpin yang kompeten, tetapi juga sebagai sosok yang berkomitmen untuk meningkatkan standar etika dan profesionalisme dalam setiap aspek pekerjaannya. Dengan demikian, kontribusinya diharapkan dapat membawa perubahan yang signifikan dan berkelanjutan dalam industri yang digelutinya.
Advertisement
Aspek Keluarga dan Pendidikan
Maroef Sjamsoeddin lahir dalam lingkungan keluarga yang memiliki latar belakang militer. Ayahnya adalah seorang tentara, sementara kakaknya, Sjafrie Sjamsoeddin, kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Pengaruh dari keluarga ini mungkin telah berkontribusi dalam membentuk karakter serta nilai-nilai kepemimpinan yang dimilikinya sejak kecil.
Selain itu, Maroef juga memiliki pengalaman yang luas di bidang militer dan bisnis yang sangat relevan.
Ia meraih gelar Master of Business Administration (MBA), yang semakin menambah keahliannya dalam manajemen dan strategi bisnis. Gelar tersebut memberikan landasan yang kuat untuk kemampuannya dalam memimpin MIND ID.
Dengan kombinasi latar belakang yang beragam dan pengalaman yang mendalam, Maroef Sjamsoeddin diharapkan dapat mengarahkan MIND ID menuju masa depan yang lebih baik. "Kepemimpinannya yang tegas dan berintegritas diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tambang pelat merah ini."
Kasus Papa Minta Saham
Maroef Sjamsoeddin adalah mantan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia yang menjabat dari Januari 2015 hingga Desember 2015. Namanya menjadi sorotan dalam kasus "Papa Minta Saham", sebuah skandal yang mencuat pada akhir 2015 dan melibatkan Ketua DPR saat itu, Setya Novanto.Kaitan Maroef Sjamsoeddin dengan Isu "Papa Minta Saham"
Rekaman Pertemuan Maroef Sjamsoeddin menjadi tokoh kunci dalam kasus ini karena diam-diam merekam pertemuan antara dirinya, Setya Novanto, dan pengusaha minyak Muhammad Riza Chalid.
Dalam rekaman itu, Setya Novanto diduga meminta saham Freeport sebesar 20% dengan mengatasnamakan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Saksi Kunci di Mahkamah Kehormatan Dewan DPR Maroef Sjamsoeddin kemudian menyerahkan rekaman tersebut kepada Menteri ESDM Sudirman Said, yang lalu melaporkannya ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.
Dalam sidang MKD, Maroef bersaksi dan mengonfirmasi isi rekaman tersebut, yang akhirnya membuat Setya Novanto mengundurkan diri sebagai Ketua DPR pada 16 Desember 2015.
Dampak dan Mundurnya Maroef Setelah kasus ini mencuat, Maroef Sjamsoeddin mengundurkan diri sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia pada Januari 2016.
Ia menyatakan keputusannya itu berdasarkan pertimbangan pribadi dan profesional.
Advertisement
