Ada 10 Klinik Chiropractic Diduga Ilegal di Jakarta

Selain di Jakarta, klinik Chiropractic First juga ada di Singapura, Malaysia dan Thailand.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 07 Jan 2016, 13:21 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2016, 13:21 WIB
Chiropractic
Klinik Chiropractic. (Muslim AR/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Sejak kematian putri mantan Vice President Communication PT PLN Persero Alfian Helmy Hasjim karena malapraktik klinik Chiropractic First terungkap, Dinas Kesehatan DKI langsung menelusuri keberadaan klinik serupa di seluruh Jakarta.

Berdasarkan penelusuran, rupanya klinik serupa tersebar di 10 lokasi di Jakarta. Seluruh klinik itu belum dapat dipastikan perizinannya.

"Ada 10 titik yang punya dia. Siang ini kita mau tutup yang di Gatot Subroto, menurut informasi pusatnya di situ. Jadi, yang punya siapa juga saya enggak tahu sampai sekarang," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (7/1/2016).

Namun, kata dia, klinik tersebut milik orang Singapura. Klinik itu tersebar tak hanya di Jakarta tetapi di Singapura, Malaysia, dan Thailand.


"Di Jakarta ada 10, di Singapura ada berapa, di Malaysia ada berapa, di Thailand ada berapa," ungkap Koesmedi.

Informasi jumlah klinik ini, ujar Koesmedi, di dapat setelah Dinkes DKI mendatangi langsung klinik 'First' tempat Allya diterapi. Saat itu, terapis Allya, Randal Cafferty sedang tidak ada di lokasi dan digantikan oleh dokter asal Polandia.

"Waktu kita datang katanya lagi makan, ditunggu-tunggu juga enggak datang. Akhirnya mereka mengakui bahwa tidak punya izin apapun di situ," jelas dia.

Temuan itu langsung dilaporkan ke Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Arahannya jelas, segera menutup klinik tak berizin seperti itu.

"Yang jelas arahan Pak Gubernur kita laksanakan penertiban semua, karena bukan hanya chiropratic saja, banyak juga klinik estetika pengurusan badan yang kayak gitu saya juga enggak tahu ada izinnya apa belum, nanti kalau sudah terjadi sesuatu baru ribut," ujar Koesmedi.

Allya Siska Nadya (33) meninggal dunia akibat dugaan malapraktik dalam proses pengobatan di klinik itu.

Allya menghembuskan nafas terakhirnya di RS Pondok Indah pada Kamis 5 Agustus 2015. Sebelum tewas, dia melakukan terapi di klinik tersebut.

Kemudian, perempuan yang lulus dari jurusan Media dan Komunikasi Universitas Teknologi Queensland, Australia, itu merasakan sakit luar biasa pada lehernya. Dia pun muntah-muntah usai 2 kali terapi dalam satu hari di klinik tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya