Liputan6.com, Jakarta - Ledakan bom dan baku tembak di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis 14 Januari kemarin, menewaskan 5 teroris dan 2 warga sipil. Kini polisi terus memburu pelaku lain dan dalang di balik penyerangan tersebut.
"Upaya pengejaran dari tadi malam di beberapa kota sudah dilakukan. Kita tetap melakukan pengejaran terhadap siapapun yang terkait atau terlibat di dalam kasus teror ini," ujar Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Jenderal bintang empat itu pun dengan lantang menyebutkan nama Bahrun Naim sebagai orang yang berada di balik teror Jakarta. Dia diduga sebagai penggerak ISIS di Indonesia.
"Ada kaitannya dengan Bahrun Naim. Jaringan Bahrun Naim itu ISIS. Begitu pula dengan jaringan Poso, itu ISIS," tegas Badrodin.
Dia menegaskan, jajarannya tengah menyelidiki Bahrun Naim lebih dalam. "Seberapa kuat upaya mereka mempengaruhi dan pendanaan," pungkas Badrodin.
Baca Juga
Muhammad Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan adalah residivis kasus kepemilikan ribuan amunisi senjata api berbagai jenis pada 2010.
Juni 2011, warga Pasar Kliwon, Solo, ini diganjar 2,5 tahun penjara. Juni 2012 dia menghirup udara bebas.
Lama tidak terdengar aktivitasnya, aparat kepolisian mendeteksi keberadaan Bahrun Naim di Suriah. Dia bergabung dalam upaya pemberontakan yang dilakukan kelompok ISIS.
Dia juga dikabarkan membawa 'kabur' seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Siti Lestari (23), ke Suriah.
Bahrun Naim juga disebut-sebut ada di balik rencana aksi teror pada Agustus 2015. Mereka merencanakan aksi pada 17 Agustus 2015. Beberapa tempat menjadi sasaran kelompok teroris Bahrun Naim. Salah satunya kuil Budha Kepunton, Solo, terkait isu Rohingnya.