Liputan6.com, Jakarta - Hanya dalam hitungan jam setelah teror tembakan dan ledakan melanda kawasan Thamrin, Jakarta, Kepolisian Republik Indonesia menyebut, kuat dugaan pelakunya dilakukan jaringan ISIS di Tanah Air.
Ancaman soal teror telah diketahui polisi sejak bulan lalu, yang memiliki kode 'konser' -- 'yang 'akan menjadi berita internasional'. Diduga kejadian pagi tadi ada kaitannya dengan persaingan pemimpin ISIS di Asia Tenggara.
Media afiliasi ISIS, Aamaaq News Agency, juga menyebut, kelompok teror tersebut adalah dalang insiden yang menewaskan 7 orang (5 pelaku, 2 warga sipil) tersebut.
Baca Juga
"Militan ISIS adalah orang-orang di balik serangan bersenjata dan bom pada Kamis (14/1/2016) pagi di Jakarta, Indonesia. Target kami adalah warga negara asing dan aparat yang melindungi mereka," tulis Aamaaq News Agency dalam aplikasi Telegram seperti dilansir dari Reuters.
Namun, ada petunjuk lain yang mungkin ada kaitannya dengan teror yang mengguncang Ibu Kota.
Advertisement
Beberapa sebelum serangan terjadi di sebuah kedai kopi waralaba asal Amerika Serikat, sayap propaganda Al Qaeda, As Sahab, merilis 3 pesan baru dari Ayman al Zawahiri.Â
Â
Pengganti Osama bin Laden itu memerintahkan pengikutnya untuk melakukan serangan di Asia Tenggara -- yang disebutnya siap dan matang untuk 'kebangkitan kembali kaum militan'.
Dalam postingan berdurasi 24 menit, Al Zawahiri juga menyebut nama 'Nusantara' -- Indonesia, Malaysia, dan Filipina.Â
"Ayman al Zawahiri juga mengimbau pengikutnya agar melakukan serangan seperti Bom Bali 2002 yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia," demikian seperti dikutip dari Canada Journal, Kamis (14/1/2016).
Video tersebut dibuka dengan rekaman wawancara pelaku bom Bali Amrozi Nurhasyim dengan CNN, juga bomber lainnya, serta Abu Bakar Baasyir.
Indikasi Mengarah ke ISIS
Belum diketahui apakah pernyataan bos Al Qaeda terkait dengan serangan teror di Jakarta atau hanya momentumnya yang kebetulan.
Namun, sejumlah analis sepakat dengan Polri, bahwa serangan beruntun pada Kamis pagi jelas mengindikasikan bahwa ISIS berada di balik teror.
Analis keamanan CNN, Bom Baer berpendapat, ada jejak ISIS dalam serangan di Jakarta. "Yang mengingatkanku pada serangan di Paris," kata dia.
Namun, analis keamanan dan terorisme, Judith Jacob mengatakan, terlalu dini untuk menyebut ISIS sebagai dalang.
Sebelumnya, polisi menyebut sosok Bahrun Naim sebagai pihak pelaku teror. Ia diyakini sebagai pemimpin ISIS di Indonesia.
Dalam postingan blog berjudul 'Pelajaran dari Serangan Paris', orang yang diduga Bahrun Naim mengimbau agar pembacanya mempelajari perencanaan, penentuan target, waktu, koordinasi, pengamanan diri, dan keberanian para penyerang ISIS.
Bahrun Naim adalah satu dari ratusan WNI yang pergi ke Indonesia untuk bergabung dengan ISIS, dan berupaya mengorganisasi serangan di Jawa Tengah, Agustus lalu.
Pria itu diketahui pernah dipenjara selama 2,5 tahun atas kepemilikan 533 peluru senapan dan 32 peluru revolver.*