Liputan6.com, Legian - ‎Ketua MPR Zulkifli Hasan menyoroti mahalnya harga daging sapi. Menurut dia, pemerintah baik di tingkat nasional maupun daerah harus memperbaiki sistem tata niaga yang ada saat ini.
Permasalahan tersebut, kata dia, problem klasik yang terjadi setiap tahun di Tanah Air. ‎Apalagi, perbedaan harga dengan negara tetangga terbilang cukup tinggi.
"Sungguh tidak adil, Bangsa Indonesia harus membeli daging sapi 2 kali lebih mahal daripada Malaysia dan Singapura, gara-gara tata niaga," ujar Zulkifli usai rapat koordinasi pimpinan MPR di Kuta, Bali, Senin (1/2/2016).
Baca Juga
Zulkifli mengatakan, setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan Imlek praktis harga daging lebih mahal 2 hingga 3 kali dari biasanya. Bahkan pada hari-hari biasa, harga daging juga sering naik.
"Tentu ini suatu tata niaga yang tidak beres. Nah, kita ingin tahu peran pemerintah di sini. Apakah tata niaga, kuota-kuota selama ini yang bermain?" ucap politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Saat ini ketersediaan daging sapi berada pada situasi yang tidak normal, yakni terkait hukum pasokan dan permintaan. Zulkifli menduga, fenomena harga daging ini lantaran adanya 'permainan' para mafia pangan.
Karena populasi sapi dan kerbau di Tanah Air 14,7 juta ekor --menurut data Badan Pusat Statistik 2014, seharusnya mampu mencukupi 90% kebutuhan daging secara nasional, dengan asumsi tingkat konsumsinya 2,1 kilogram per kapita setiap tahun.
"Ada (pemburu) rente-rente di situ. Pertanian kita ini, pangan kita ini, produsen mendapat harga yang paling murah, tapi konsumen mendapat harga yang paling mahal. Jadi di tengah-tengah ini menurut saya, rente harus diberesi oleh pemerintah," tandas Zulkifli.
Advertisement