Liputan6.com, Jakarta - Penasihat hukum Jessica Kumala Wongso, Yudi Wibowo Sukinto tetap berkeras hati, klien yang juga sepupunya, bukanlah pembunuh Wayan Mirna Salihin.
Yudi malah melontarkan kecurigaan, ada pihak yang sengaja mengakhiri hidup Mirna, agar bisa mencairkan dana asuransi jiwa US$ 5 juta. Dia mengaku mendapat informasi ini di luar negeri.
"Saya curiga ada asuransi jiwa atas nama Wayan Mirna, dengan jumlah besar di luar negeri. Kalau motif dibunuh maka dapat asuransi US$ 5 juta," kata dia ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (4/3/2016).
Yudi mengaku heran dengan pola penyidikan polisi, yang sejak awal hanya berkutat ke Jessica. Polisi mestinya mengembangkan analisa ke latar belakang kehidupan Mirna.
Karena, lanjut dia, tidak menutup kemungkinan ada pelaku lain yang memanfaatkan keberadaan Jessica di Kafe Olivier, Grand Indonesia.
"Mengapa yang disangka Jessica terus? Padahal tidak menutup kemungkinan orang lain selain Jessica," ujar dia.
Baca Juga
Berdasarkan hasil analisa Yudi, jika memang terdapat sianida di es kopi Vietnam yang diminum Mirna, maka proses tewasnya perempuan 27 tahun itu harusnya tak sampai 2 jam.
Menurut Yudi, Mirna meminum kopi pukul 16.00 WIB dan menghembuskan nafas terakhirnya pukul 18.00 WIB.
"Kalau sianida diminum pukul 16.00 WIB, matinya Wayan Mirna pukul 18.00 (WIB). Kalau racun sianida tidak selama itu. Pasti dia ada sakit yang lain," kata dia.
"Jessica sebagai kambing hitam saja. Kasihan dia tidak berbuat ditahan dan disangka," tandas Yudi.
Jessica Kumala Wongso ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Wayan Mirna Salihin, pada 29 Januari lalu. Selang beberapa jam kemudian, dia ditahan penyidik Pola Metro Jaya.
Mirna meninggal usai menyeruput kopi yang diduga mengandung racun sianida di Oliver Cafe, Grand Indonesia pada 6 Januari lalu. Saat kejadian, Mirna ditemani Jessica Wongso dan Hanie Juwita Boon.
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar
pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.