Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Batik Air mengalami kecelakaan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Akibat kejadian ini sejumlah jadwal keberangkatan pun tertunda. Tak terkecuali keberangkatan sejumlah anggota TNI untuk misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke Darfur, Sudan.
Salah seorang perwira TNI Angkatan Udara yang mengawal keberangkatan pasukan tersebut mengatakan, penerbangan ke Sudan yang dijadwalkan pada Senin (4/4/2016) malam sekitar pukul 23.00 WIB akhirnya ditunda pihak lanud. Padahal, ratusan personel TNI ini berangkat menggunakan pesawat khusus milik TNI.
"Tadinya pukul 23.00 WIB sudah mulai berangkat, tetapi karena ada insiden (tabrakan pesawat) tadi diundur," ucap dia di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (4/4/2016) malam.
Baca Juga
Perwira tersebut menambahkan, jadwal penerbangan akhirnya diundur satu jam dari jadwal sebelumnya. Ia pun tak mempermasalahkan dengan mundurnya jadwalnya keberangkatan tersebut.
"Kami kan pakai pesawat milik UN (PBB), tapi memang naiknya dari bandara komersial. Ya enggak masalah, kan cuman telat satu jam," ungkap dia.
Pesawat Batik Air 7703 tujuan Jakarta-Makassar tabrakan dengan pesawat ATR Trans Nusa di runway Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin malam tadi sekitar pukul 19.55 WIB. Akibat kecelakaan itu, sayap sisi kiri Pesawat Batik Air terbakar.
"Pesawat Batik Air nomor penerbangan ID 7703 membawa 49 penumpang dan 7 kru dan dipastikan semua penumpang dan kru dalam keadaan selamat," ujar Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait di Jakarta, Senin (4/4/2016).
Edward menambahkan, atas kejadian ini pihaknya menyerahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menyelidikinya. Pihaknya akan menunggu hasil penyelidikan terhadap tabrakan Batik Air dan Trans Nusa tersebut.