Liputan6.com, Solo - Mengantar anak-anak berangkat dan pulang sekolah jadi kegiatan rutin Puger Mulyono warga Sondaan, Solo, Jawa Tengah. Ia adalah pendiri Rumah Singgah Lentera, rumah bagi anak-anak penderita HIV.
Anak-anak di tempat itu sepintas terlihat tak berbeda dengan anak-anak sebaya lainnya. Namun, 15 anak itu ternyata menyimpan virus yang hingga sekarang belum ada obatnya.
Dulu, anak-anak ini telantar begitu saja. Ditolak keluarga dan dibuang lingkungannya.
Advertisement
"Ada yang dibuang di hutan, ada yang sampai di kandang ayam," kenang Puger.
Baca Juga
Â
Akhirnya, pada tahun 2012 Puger dan dua rekannya, Yunus dan Kefas Lumatefa, mendirikan rumah singgah bernama Lentera. Upaya yang tak mudah karena mereka ditolak di mana-mana.
Puger bersama Rumah Lentera sekarang mendampingi dan merawat 98 anak terinfeksi HIV/AIDSÂ yang tetap tinggal di rumah keluarga mereka. Bagi anak-anak ini, rumah singgah yang sesungguhnya sederhana ini, seakan surga.
Harapan Puger tidak muluk. Anak-anak Rumah Lentera punya kesempatan hidup sama seperti anak-anak lain.
"Saya pun berharap, mereka ke depan bisa sampai ke cita-citanya. Mereka mendapatkan hak-haknya. Mereka bisa hidup di masyarakat sampai dewasa," tutup Puger.