Polri Baku Tembak dengan Kelompok Santoso di Poso

Baku tembak ini terjadi sehari setelah dua anggota kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) ditangkap.

oleh Andrie Harianto diperbarui 16 Apr 2016, 15:06 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2016, 15:06 WIB
20160403-Persenjataan-Kelompok-Santoso-dan-Jaringan-Teroris-Filipina
(Polda Sulselbar)

Liputan6.com, Jakarta - Polri terlibat baku tembak dengan anggota kelompok Santoso di Napu, Poso, Sulawesi Tengah. Kejadian ini berlangsung Jumat 15 April 2016 malam.

"Tadi malam ada kontak tembak di sekitar Napu, tapi belum diketahui adanya korban yang kena oleh personel (polisi) di sana," ujar Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Badrodin Haiti kepada Liputan6.com, Jakarta, Sabtu (16/4/2016).

Menurut dia, baku tembak ini terjadi sehari setelah dua anggota kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) ditangkap. Mereka ditangkap karena ada laporan dari warga.

"Kemarin ada dua orang yang ditangkap. Mereka turun ke rumah warga dan meminta makan. Lalu warga memberitahukan kepada TNI yang dekat dengan lokasi. Dan mereka ditangkap di atas," kata Badrodin.

Teroris Santoso menjadi buruan bersama aparat TNI-Polri dengan sandi Operasi Tinombala, kelanjutan dari Operasi Camar Maleo. Posisinya terkepung dan kelaparan di pegunungan di barat daya Poso.

"Kekuatan mereka tidak besar, hanya 25 atau 32 orang maksimal," kata Wakil Kapolda Sulawesi Tengah yang juga Kepala Satuan Tugas Operasi Tinombala, Komisaris Besar Polisi Leo Bona Lubis, saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (24/3/2016).

Jumlah tersebut termasuk dua orang warga negara asing dari Xinjiang, China. Menurut Leo, warga Xinjiang itu sebenarnya enam orang. Namun, empat lainnya tewas dalam baku tembak dengan aparat.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya