Menhan Khawatir Bongkar Makam Korban 1965 Ada Pertumpahan Darah

Ryamizard selaku Menhan tidak menginginkan negara ini kembali terpecah. Dia ingin negeri ini damai.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 14 Mei 2016, 07:31 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2016, 07:31 WIB
20150921-Mentri-Pertahanan-Ryamizard-Ryacudu
Mentri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberikan keterangan pers saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompllek Parlemen Jakarta, Senin (21/9/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal Purnawirawan TNI Ryamizard Ryacudu tak sepakat dengan perintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi‎, agar mencari dan menggali kuburan massal korban peristiwa 1965.

Ryamizard mengaku khawatir ada pihak-pihak yang tidak terima, jika kuburan ‎massal korban peristiwa 1965 tersebut dibongkar.

"Justru itu. Bongkar-bongkar kuburan kalau semuanya marah, semuanya kena. Berkelahi, pertumpahan darah," ujar dia di Balai Kartini, Jakarta, Jumat 13 Mei 2016.


Ryamizard selaku Menhan tidak menginginkan negara ini kembali terpecah. Dia ingin negeri ini damai.

‎"Kalau Menhan mengajari ribut-ribut, itu enggak bener itu. Saya selalu ingatkan, saya tidak ingin ribut-ribut, apalagi sampai pertumpahan darah," tegas dia.

Ryamizard juga khawatir akan ada tragedi lebih besar dari peristiwa 1965, jika terus ada pihak yang menghasut-hasut. Karena itu, dia mengimbau semua pihak tidak terprovokasi.

"Saya tidak provokasi, tapi mengingatkan. Sudahlah yang dulu sudah. Mari kita hidup ke depan damai membangun negara ini, karena orang ribut merusak negara," Ryamizard menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya