4 Strategi Bagi Golkar Raih Kemenangan Versi LSI Denny JA

Golkar harus memiliki branding baru agar mampu menjadi partai pemenang di pemilu mendatang dan bergabung dengan Pemerintahan Jokowi.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 18 Mei 2016, 18:51 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2016, 18:51 WIB
20160517-Penutupan Munaslub Golkar, Saingan Setnov Tak Hadir
Mendagri Tjahjo Kumolo (kedua kanan) bersama Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (kanan) dan Agung Laksono (kiri), Akbar Tandjung (kedua kiri), Ketum Partai Golkar terpilih Setya Novanto di Nusa Dua, Bali (16/5).(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA meriset soal mampu tidaknya Partai Golkar mengembalikan masa kejayaannya, yang sempat redup akibat konflik internal partai.

Dari hasil survei opini publik yang dilakukan LSI Denny JA pada 2-7 Mei lalu, didapatkan hasil partai berlambang pohon beringin itu harus memiliki branding baru agar mampu menjadi partai pemenang di pemilu mendatang.

"‎Branding baru ini lebih kepada gagasan baru dan program baru, ketimbang hanya fokus terhadap pergantian kepengurusan. Meski saat ini seluruh konflik dan berbagai pihak yang berseteru telah bergabung dengan pemerintah, tapi kalau branding baru tidak dilaksanakan maka kejayaan sulit terjadi," kata Peneliti LSI Ardian Sopa di Kantor LSI Denny JA,Jakarta, Rabu (18/5/2016).

‎Ardian pun menjelaskan, dibutuhkan 4 strategi untuk memulihkan citra dan dukungan kepada Partai Golkar.

"Pertama itu bergabung dalam Pemerintahan Jokowi dan mendapatkan ‎kursi kabinet. Karena memang Golkar itu khitahnya ya mendukung pemerintah," terang Ardian.


Langkah kedua adalah memastikan partai itu meraih suara lebih dari 50 persen dalam pilkada serentak ‎yang akan berlangsung 2017 mendatang.

"Sementara ‎langkah ketiga yang harus dilakukan Golkar yakni menyiapkan calon presiden dan wakil presiden," kata dia.

Dari hasil survei terakhir, elektabilitas tertinggi dimiliki Jokowi dari PDIP 45 persen dan Prabowo dari Gerindra 20 persen.

"Kalau para tokoh nasional yang dimiliki Golkar masih di bawah 5 persen," ujar dia.

Dia melanjutkan, ketua umum dan ketua dewan pembina Partai Golkar pun harus menyiapkan program-program baru yang telah dirumuskan oleh para pengurus, guna menyelamatkan partai dari keterpurukan.

"Langkah terakhir itu menciptakan branding baru yang dirumuskan oleh pengurus baru di bawah kepemimpinan Setya Novanto dan Aburizal Bakrie," Ardian menandaskan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya