Hetifah Golkar Hormati Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Kementerian Sosial bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) sedang membahas pengusulan calon Pahlawan Nasional tahun 2025. Dari daftar yang ada, salah satunya ada nama Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto.

oleh Tim News Diperbarui 23 Apr 2025, 02:01 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2025, 02:01 WIB
Hetifah Sjaifudin
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudin. (Bola.com/Nandang Permana)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Sosial bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) sedang membahas pengusulan calon Pahlawan Nasional tahun 2025. Dari daftar yang ada, salah satunya ada nama Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto.

Terkait hal tersebut, Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan Golkar Hetifah Sjaifudian menegaskan, partainya mendukung rencana tersebut. 

"Kami sebagai ya tentu saja bagian dari Golkar akan men-support (mendukung) apapun hal yang positif untuk kepentingan bangsa," kata dia di Jakarta, Senin 21 April 2025.

Bahkan, Hetifah mengungkapkan, usulan ini datang dari fraksi di MPR, bahkan sudah dibahas oleh sayap partai Golkar, Satkar Ulama Indonesia.

"Saya kira ini kemarin sudah dibahas ya di Satkar Ulama, itu merupakan satu inisiatif dari teman-teman Fraksi MPR. Ya tentu kita menghargai usulan tersebut," ungkap dia.

Wanita yang kini duduk sebagai Ketua Komisi X DPR RI ini menuturkan, sejauh ini belum menerima adanya penolakan Soeharto untuk jadi pahlawan nasional.

"Kalau ada penolakan, saya belum menerima (informasi penolakan)," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan proses pengusulan sejumlah tokoh menjadi pahlawan nasional berasal dari masyarakat, termasuk Presiden Soeharto.

"Masukan dari masyarakat lewat seminar, dan lain sebagainya. Nah, setelah seminar selesai, ada sejarawannya, ada tokoh-tokoh setempat, dan juga narasumber lain yang berkaitan dengan salah seorang tokoh yang diusulkan jadi pahlawan nasional," ujar Mensos Saifullah Yusuf usai menghadiri halalbihalal Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) di Jakarta, Minggu malam, 20 April 2025.

Diusulkan Dengan Tahap Berjenjang

Selain lintas unsur sosial, menurut politikus yang akrab disapa Gus Ipul, mekanisme pengusulan pahlawan nasional juga harus melalui tahapan berjenjang dari tingkat daerah hingga ke pemerintah pusat.

"Jadi memenuhi syarat melalui mekanisme. Ada tanda tangan bupati, gubernur, itu baru ke kita. Jadi memang prosesnya dari bawah," kata Gus Ipul dinukil dari situs resmi Kemensos.

Selain itu, kata politikus yang akrab disapa Gus Ipul, semangat kerukunan dan kebersamaan menjadi dasar penentuan gelar pahlawan nasional kali ini. Semangat itu kemudian menjadi pedoman bagi anggota TP2GP yang terdiri dari staf ahli, akademisi, budayawan, perwakilan BRIN, TNI, serta Perpustakaan Nasional.

"Nah, semangatnya Presiden sekarang ini kan semangat kerukunan, semangat kebersamaan, semangat merangkul, semangat persatuan. Mikul duwur mendem jero," kata Gus Ipul.

Mensos menjelaskan bahwa bila usulan tersebut diterima oleh bupati/wali kota, maka akan disampaikan kepada gubernur. Setelah itu, prosesnya naik ke atas, ke gubernur. Ada seminar lagi, setelahnya baru ke kami," kata Gus Ipul.

Nama-nama Tokoh yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos Mira Riyati Kurniasih dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Selasa (18/3), mengungkapkan sudah ada 10 nama yang masuk dalam daftar usulan calon Pahlawan Nasional 2025.

Beberapa tokoh yang kembali diusulkan, antara lain Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (Jawa Timur), Soeharto (Jawa Tengah), Bisri Sansuri (Jawa Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).

Sementara itu, empat nama baru yang diusulkan tahun ini, yaitu Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Midian Sirait (Sumatera Utara), dan Yusuf Hasim (Jawa Timur).

 

 

Reporter: Nur Habibie/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya