Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Rudy Sufahriadi mengungkapkan terdapat enam orang Suku Uighur yang bergabung di kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.
Namun saat ini, terindikasi hanya tersisa satu orang saja di tempat persembunyian Santoso. Satu orang ditangkap hidup-hidup, sementara empat lainnya tertembak mati.
Dari hasil pemeriksaan terhadap empat satu orang itu, sambung Rudy, Suku Uighur ternyata memiliki kemampuan fisik lebih baik. Mereka, kata dia, sanggup membawa logistik yang banyak.
"Mereka itu punya kemampuan fisik lebih tangguh. Membawa bekal logistik yang dibawa beras sekarung dia kuat," kata Rudy ketika memberikan keterangan persnya di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu 25 Mei 2016.
Baca Juga
Secara garis besar, Rudy menjelaskan Suku Uighur ini tidak direkrut oleh Santoso. Melainkan bergabung sendiri atas dasar kesamaan ideologi.
Selama bersama Santoso, sambung dia, keenam orang etnis Uighur itu berlatih cara bertempur hingga membuat alat peledak atau bom.
"Kemampuan lain mereka belajar di Indonesia bersama Santoso. Mereka membuat alat peledak, mereka belajar lain-lainnya di atas sana (persembunyian Santoso)," pungkas Rudy.